Iin mengatakan penghasilan suaminya tidak cukup jika untuk membiayai sekolah anak-anak Ipin. Sebab, Iin juga memiliki dua anak.
"Makanya saya berharap ada bantuan dari pemerintah setidaknya untuk merenovasi rumah kakak saya. Karena di sini jadi sempit-sempitan tidur. Ada tiga keluarga, saya, Ipin dan adik saya yang sudah berkeluarga," ungkapnya.
Bantuan Baru Sekali
Di usia senjanya yang sudah 70 tahun, Ani hanya bisa pasrah. Ia tak bisa membantu menopang kehidupan anak, menantu dan cucu-cucunya.
Baca Juga:Getir Hidup Transpuan Bandung Dihantam Pandemi Corona Hingga Diskriminasi
Sudah lama Ani ditinggal sang suami karena meninggal dunia. Buah asmaranya bersama sang suami menghasilkan tiga anak perempuan: Ipin, Iin, dan Komalia.
Dengan suara terbata-bata kepada Suara.com, Ani menceritakan minimnya bantuan dari pemerintah. Ia menghitungnya baru sekali bantuan itu diterimanya.
Untuk memasak pun, Ani masih menggunakan tungku kayu. Ia tak mampu membeli kompor gas sebagaimana umumnya yang digunakan oleh masyarakat di perkotaan dewasa ini.
"Saya sudah tua, enggak bisa lagi kerja. Paling cuma nyari kayu bekas untuk masak pakai tungku. Saya harap ada bantuan (pemerintah)," paparnya.
Akses Jalan Rusak
Baca Juga:Getir Kehidupan Bos Pakaian di Tanah Abang Ubah Haluan Jadi Manusia Silver
Saat menyambangi rumah Ipin dan keluarga, Suara.com harus melewati jalanan cukup terjal. Hanya sesekali saja jalanan yang beraspal.