Ipin masih memiliki tanggungan membesarkan tiga anaknya yang masih pada kecil. Anak pertamanya sudah menikah dan tinggal terpisah.
"Saya enggak mau harapin anak pertama saya yang perempuan yang sudah menikah. Boro-boro buat ngasih orang tua, buat dirinya saja kekurangan terus, suaminya tukang parkir," tuturnya.
"Jadi tinggal bagaimana mikirin rumah dan tiga anak saya. Salah satunya sudah ada yang putus sekolah (anak kedua Ipin—red) karena enggak mampu buat biayain. Dia mau masuk pesantren," imbuhnya.
![Kediaman rumah Ipin yang ambruk di Desa Sangiang Gede, Kecamatan Semparan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (27/8/2020). [Suara.com/Ridsha Vimanda Nasution]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/08/27/17811-kediaman-rumah-ipin.jpg)
Bantuan Pemerintah
Baca Juga:Getir Hidup Transpuan Bandung Dihantam Pandemi Corona Hingga Diskriminasi
Ipin mengaku telah dua kali menjanda. Pernikahan pertamanya berujung cerai dan menghasilkan empat buah hati.
Sedangkan pernikahan kedua Ipin hanya berumur tiga bulan. Ia ditinggal sang suami yang meninggal dunia.
Sepekan lalu pihak kecamatan Separan Timur telah menyambangi rumah Ipin. Kedatangan mereka untuk meninjau kerusakan rumah Ipin serta memberikan bantuan berupa beras dan sejumlah uang tunai.
"Minggu lalu dari kecamatan datang ke sini. Mereka foto-foto rumah saya. Dan saya mendapatkan bantuan beras dan uang Rp 500 ribu,” ungkapnya.
"Jujur, uang segitu enggak cukup buat renovasi rumah. Uang itu hanya untuk kebutuhan hidup," paparnya.
Baca Juga:Getir Kehidupan Bos Pakaian di Tanah Abang Ubah Haluan Jadi Manusia Silver
Himpit-himpitan