SuaraJakarta.id - Panitia Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama menyerahkan daftar tiga besar nama calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor kepada Wali Kota Bogor Bima Arya.
Berkas nama calon Sekda Kota Bogor itu dimasukkan dalam sebuah ampolp putih. Ketiganya merupakan peserta seleksi dengan nilai terbaik pada seleksi terbuka.
Penyerahan berkas diserahkan langsung Ketua Pansel Aba Subagja, yang juga menjabat Asisten Deputi Standardisasi Jabatan dan Pengembangan Karier SDM Aparatur pada Kementerian Pendayagunaan dan Reformasi Birokrasi, didampingi enam anggota pansel lainnya.
Berdasarkan pengumuman tersebut, tiga nama dengan nilai terbaik adalah Firdaus yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor.
Baca Juga:Karyawan Perbelanjaan Swalayan ADA Bogor Terpapar Covid-19 dari Keluarganya
Lalu, Hanafi yang menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, dan Syarifah Sofiah Dwikorawati yang menjabat Kepala Badan Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor.
Dilansir dari Ayo Bogor—jaringan Suara.com—Jumat (18/9/2020), Bima Arya mengatakan ada dua hal yang disampaikan mengenai proses seleksi tersebut.
"Pertama adalah sebagai bahan referensi yang maksimal bagi kami, bagi saya untuk memutuskan sosok Sekda. Semua aspek ditinjau maksimal. Tentu ada aspek rekam jejak, tentu ada aspek chemistry. Apa yang diuji oleh Pansel saya memerlukan itu untuk dijadikan pertimbangan," ujar Bima.
"Yang kedua sebagai talent scouting. Jadi, walaupun yang dipilih satu, tapi kita punya database profiling calon-calon pemimpin masa depan yang mungkin nanti akan berpotensi menjadi sekda atau bahkan menjadi wali kota ke depan," tambahnya.
Bima Arya juga mengaku sangat mempercayai hasil seleksi yang sudah Pansel serahkan itu merupakan yang terbaik.
Baca Juga:Wali Kota Bogor Sebut Berkendara Mobil Sendirian Enggak Perlu Pakai Masker
"Tentu saya akan pelajari semuanya. Jadi tiga nama yang direkomendasikan berdasarkan abjad ini tiga-tiganya terbaik. Saya percaya bahwa itu yang terbaik. Dan saya akan memilih satu diantara tiga yang terbaik tadi," kata Bima.
Sementara itu, Ketua Pansel Aba Subagja mengatakan bahwa tahapan seleksi berlangsung secara transparan dan kompetitif.
"Saya kira ini satu mekanisme yang dijalankan sesuai peraturan perundang-undangan. Jadi, kapasitas Pak Wali di sini sebagai pejabat pembina kepegawaian. Di mana beliau memiliki kewenangan untuk mengangkat, memindahkan dan memberhentikan seusaui dengan UUD. Oleh sebab itu karena ini JPT Pratama, maka mekanismenya itu dilakukan melalui seleksi terbuka kompetitif," kata Aba.
Menurut Aba, dari tiga nama hasil seleksi yang diserahkan kepada Wali Kota, sebetulnya sudah tidak ada lagi persoalan nilai.
"Karena tiga ini sudah tiga terbaik yang kami pilih. Jadi bukan persoalan ini lebih tinggi, itu lebih rendah. Sehingga nanti dengan pertimbangan tertentu, Pak Wali akan memilih satu dari tiga itu," jelasnya.
Dalam perjalanan proses tersebut, lanjut dia, dari enam peserta yang mendaftar itu ternyata di akhir-akhir ada satu orang peserta atas nama Denny Mulyadi mengundurkan diri.
"Tentunya ini pertimbangan-pertimbangannya lebih kepada pribadi dan tidak ada aspek-aspek lain. Salah satunya adalah pertimbangan dari keluarga. Dan kita pun barangkali, baik Pak Wali, maupun kami tidak bisa memaksakan. Karena aspek keluarga itu menjadi aspek pendukung yang luar biasa, yang bisa mensupport keberhasilan seseorang dan itu merupakan hak pribadi yang bersangkutan," katanya.
Selanjutnya, pada Jumat (18/9/2020), tiga calon Sekda Kota Bogor tersebut akan mengikuti proses tes kesehatan di RSUD Kota Bogor.
Berdasarkan jadwal, selanjutnya pada 22 September akan dilakukan penyerahan hasil kepada Wali Kota Bogor Bima Arya untuk kemudian dipilih dan segera dijadwalkan pelantikan pada 1 Oktober 2020, bertepatan dengan masa pensiunnya Sekda Kota Bogor saat ini Ade Sarip Hidayat.