Pakai Data Luhut, Anies Tuding Kasus Corona Bodetabek Meningkat

Membanggakan penularan corona di ibu kota sudah melandai.

Pebriansyah Ariefana | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 24 September 2020 | 18:06 WIB
Pakai Data Luhut, Anies Tuding Kasus Corona Bodetabek Meningkat
Menteri Luhut menjawab pertanyaan tentang Menteri Terawan yang jarang muncul. (Youtube/Najwa Shihab)

SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuding penambahan kasus COVID-19 di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi meningkat. Sementara di Jakarta melandai.

Anies mengkaim itu dari laporan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengenai perkembangan kasus corona di Jakarta.

Luhut, kata Anies, menyebut penularan corona di ibu kota sudah melandai.

Kendati demikian, berdasarkan laporan Luhut itu, Anies menyebut kasus corona di daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) malah mengalami peningkatan. Karena itu, ia memutuskan untuk memperpanjang PSBB sampai 11 Oktober mendatang.

Baca Juga:Bawa Nama Luhut, Anies: Kasus Corona di Jakarta Landai, Bodetabek Meningkat

"Menko Kemaritiman dan Investasi (Marives) menunjukkan data bahwa DKI Jakarta telah melandai dan terkendali, tetapi kawasan Bodetabek masih meningkat," ujar Anies dalam keterangan tertulis, Kamis (24/9/2020).

Menurut Anies, penyelesaian kasus corona di Jakarta tak bisa diselesaikan Pemprov DKI sendirian. Menurutnya perlu penyesuaian kebijakan antar tiap wilayah.

"Sehingga perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan. Menko Marives juga menyetujui perpanjangan otomatis PSBB DKI Jakarta selama dua minggu," jelasnya.

Anies menjelaskan, tanda-tanda pelandaian kasus positif dan kasus aktif di Jakarta terjadi karena berkurangnya mobilitas warga saat dilakukan pengetatan PSBB.

Pada 12 hari pertama bulan September, pertambahan kasus aktif sebanyak 49 persen atau 3.864 kasus.

Baca Juga:PSBB Total Jakarta Diperpanjang Sampai 11 Oktober

Pada periode PSBB, yakni 12 hari berikutnya, penambahan jumlah kasus aktif masih terjadi, namun berkurang menjadi 12 persen atau 1.453 kasus.

"Pelandaian grafik kasus aktif bukanlah tujuan akhir. Kita masih harus terus bekerja bersama untuk memutus mata rantai penularan," jelasnya.

Ia juga menyebut pelandaian pertambahan kasus harian sejak pengetatan PSBB tampak pada grafik kasus onset dan juga pada nilai Rt atau reproduksi virusnya.

Pada awal September, nilai Rt Jakarta adalah 1,14 dan saat ini berkurang menjadi 1,10, artinya, 100 orang berpotensi menularkan virus kepada 110 orang lainnya. Untuk itu, penularan harus terus ditekan hingga nilai Rt di bawah 1,00.

“Pergerakan penduduk jelas berpengaruh pada peningkatan penularan virus. Semakin tinggi pergerakan penduduk, semakin tinggi penularan virus. Pelandaian yang mulai tampak belakangan ini juga seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang tetap berada di rumah saja," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini