Bahkan, lanjutnya, khusus puskesmas yang wilayah kasus tertinggi bisa melakukan tracing sebanyak 50 orang per hari.
"Saat ini memang tidak kesulitan. Hanya saja dalam seminggu stoknya pasti habis di tingkat puskesmas," ungkapnya.
"Wilayah yang banyak kasus Covid-19 ini jadi tantangan. Kasusnya tinggi bisa 50 yang di tracing sama puskesmasnya," lanjutnya.
Karena itu, Hendra mengkhawatirkan jika kasus Covid-19 seiring waktu semakin bertambah akan berpotensi kekosongan total.
Baca Juga:Raup Untung Besar, Viral Penjual APD Doakan Pandemi Covid-19 Tak Berakhir
"Saat ini tidak ada yang benar-benar habis.Yang dikhawatirkan itu kasusnya meningkat nanti benar kehabisan, jadi pusing sendiri," sebutnya.
"Kalau habis, tidak bisa kerja lagi untuk melakukan tracing kalau alat rapid testnya kehabisan," imbuhnya.
Hendra menuturkan, bantuan alat rapid test yang saat ini diterima baru sekadar dari pihak swasta, yakni sebanyak 3.600 picis.
"Baru 3.600 saja bantuan yang didapat. Katanya mau ada bantuan lagi tapi masih belum jelas," paparnya.
"Bantuan alat rapid test 3.600 ini akan kami distribusikan pada Senin (28/9/2020) ke setiap faskes," sambungnya.
Baca Juga:Kurangi Sampah, Berbagai Inovasi Dikembangkan untuk Mengirit Penggunaan APD
Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution