"Om rokok om, ora ngudut ora enak," katanya.
Kendati demikian mereka tak sampai Terminal 3 Bandara Soetta. Lantaran sejumlah akses telah ditutup. Mereka diturunkan di Jalan Raya Bandara Soekarno Hatta. Sebab, hanya itu jalan yang dapat diakses. Hingga kemudian mereka berjalan kaki demi dapat berjumpa dan melihat Habib Rizieq Shihab.
3,5 Tahun di Arab Saudi
![Massa dari berbagai daerah berjalan menuju Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/10/48489-pejemput-habib-rizieq.jpg)
Pentolan FPI, Habib Rizieq Shihab mengumumkan diri akan pulang ke Tanah Air setelah 3,6 tahun berada di Arab Saudi, yakni sejak 2017 lalu. Rizieq Shihab dijadwalkan tiba di Indonesia tanggal 10 November 2020 atau Selasa hari ini.
Baca Juga:Welcome! Pesawat Habib Rizieq Sudah Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta
Rizieq Shihab rencananya tiba di Indonesia pukul 09.00 WIB melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ia mengatakan, akhirnya bisa pulang ke Indonesia setelah mendapatkan perpanjangan visa.
Informasi kepulangan tersebut disampaikan langsung oleh Rizieq Shihab melalui akun YouTube Front TV pada Rabu (4/11/2020). Informasi ini juga sudah dikonfirmasi oleh Juru Bicara FPI Munarman dan rilis pers FPI.
Rizieq tinggal lama di Arab Saudi berawal dari sejumlah kasus yang menjeratnya, yakni soal pornografi dan penghinaan Pancasila.
Untuk kasus pornografi ia dituduh melakukan chat mesum dengan seorang perempuan bernama Firza Husein. Belakangan diketahui, Firza merupakan satu dari 11 orang yang diciduk polisi dalam edisi pertama aksi 212 tanggal 2 Desember 2016. Firza ditangkap atas tuduhan makar.
Kemudian kasus chat mesum itu masuk tahap penyelidikan polisi. Tak lama setelahnya, Rizieq Shihab langsung 'kabur' ke Arab Saudi.
Baca Juga:Habib Rizieq Sudah di Bandara Soetta, FPI: yang Kita Tunggu-tunggu Datang
Tak hanya kasus chat mesum, Rizieq juga dilaporkan ke polisi hingga menjadi tersangka atas kasus dugaan penghinaan Pancasila. Ia dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri.