Sebab gedung, ruangan dan fasilitas di sana tidak sembarangan dimasuki. Sebagain gedung dan ruangan terpasang simbol radioaktif.
Di sana terdapat fasilitas Iradiasi Serba Guna (IRPASENA). Di tempat ini ada Gamma Cell 220 AECL Upgraded. Ini adalah sebuah fasilitas nuklir yang dapat dimanfaatkan oleh para peneliti BATAN dalam melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan pemuliaan tanaman dengan teknologi mutasi radiasi.
Di sana juga ada rumah kaca temnpat pemuliaan padi dan jagung. Jarak keduanya berdekatan. Di antara tanaman mutan itu, terdapat papan peringatan 'awas bahaya radiasi' dengan warna orangye. Peringatan itu, membuat kita untuk selalu waspada soal paparan radiasi nuklir.

Nuklir untuk Pertanian
Baca Juga:Siapapun Menang Pemilu AS, Tak Pengaruhi Kebijakan Iran ke Washington
Sobrizal bercerita Indonesia potensial dalam pengembangan teknologi nuklir untuk pertanian. Tujuannya untuk meningkatkan produksi pangan. Tanaman mutan tersebut merupakan hasil pemuliaan tanaman menggunakan radiasi teknologi.
Tujuannya, mengubah dan membuat mutasi pada gen memunculkan varietes baru yang lebih baik dari kualitas dan kuantitasnya.
"Prinsipnya, kita memilih tanaman mana yang terbaik dari keragaman yang luas dengan menggunakan iradiasi sinar gama. Jadi dengan meradiasi benih akan terjadi perubahan genetik pada benih tersebut, sehingga terjadi perubahan sifatnya dan karakternya. Di situlah nanti kita pilih hasil benih yang terbaik," kata Sobrizal.
Selain berkualitas, varietes tanaman mutan yang dihasilkan lebih tahan hama, tahan kekeringan dan masa panennya lebih cepat. Selain itu, bibit tersebut aman dari endapan nuklir.
"Pemuliaan tanaman ini dapat memunculkan sifat baru. Kita ingin membuat padi jadi tahan terhadap hama tapi kita enggak punya sumber genetik ketahanan itu. Nah ini kita bisa gunakan radiasi mutasi untuk mendapatkan produksinya tinggi dan bagus serta tahan hama. Tidak ada efek sampingnya, karena itu sinar jadi tidak ada residunya," ungkap Sobrizal.
Baca Juga:Bapeten Tingkatkan Keselamatan dan Keamanan Energi Nuklir Lewat IKKN

Salah satu alat yang digunakan untuk meradiasi bibit tanaman disebut gamma cell. Radiasi nuklir itu, berada di sebuah alat seperti teko raksasa berwarna hijau. Bibit tanaman itu dimasukan ke dalam secara vertikal dari atas ke bawah lalu diatur sesuai waktu yang telah ditentukan.
Setelah diradiasi, bibit mutan itu disimpan di dalam suatu ruangan khusus yang terkunci rapat dan tak sembarang orang masuk bahkan menyentuh sample-sample tersebut.
Tak hanya sekadar uji coba, pengembangan tanaman mutan itu sudah menuai hasil yakni Padi Rojolele Srinuk dan Srinar yang menjadi varietes unggulan. Dua varietes itu pun sudah ditanam dan menuai hasil melimpah di Kabupaten Klaten Jawa Tengah di lahan sekira 4 hektare.
Hasilnya, menjadi bibit unggulan yang kemudian dibagikan kepada kelompok petani. Di BATAN sendiri, benih unggulan itu pun tersedia disimpan rapat-rapat di ruangan pendingin hingga nangi didistribusikan ke kelompok tani. Selain itu, masih ada belasan padi mutan yang sudah didaftarkan menjadi varietes baru dan bibitnya sudah tersedia dan disebar melalui kelompok tani.
Meski begitu, salah satu kelemahannya yakni pada harga. Dengan kualitas varietes unggul, membuat harga bibitnya pun menjadi tiga kali lipat.

Selain menghasilkan tanaman mutan, radiasi gamma nuklir itu pun bisa dimanfaatkan untuk membentuk hama mutan. Caranya, berbagai sample hama diambil lalu diradiasi agar membuat hama mandul. Misalnya, belalang. Setelah hama mandul itu selesai diradiasi, lalu dilepaskan, tidak bisa bereproduksi beranak-pinak. Dengan begitu, populasi hama bisa teratasi.