Debat Pilkada Tangsel: Para Paslon Dinilai Minim Data

Para paslon Pilkada Tangsel dinilai tidak memanfaatkan debat terakhir itu sebagai pertarungan data program kerjanya.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 04 Desember 2020 | 15:36 WIB
Debat Pilkada Tangsel: Para Paslon Dinilai Minim Data
Tiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan yakni nomor urut satu Muhammad - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, nomor urut dua Siti Nur Azizah - Ruhamaben dan nomor urut tiga Benyamin Davnie - Pilar Saga Ikhsan mengikuti debat publik di Jakarta, Minggu (22/11/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal]

SuaraJakarta.id - Debat putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah Kota Tangerang Selatan atau Pilkada Tangsel 2020 telah berakhir, kemarin.

Namun, para pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota dinilai tidak memanfaatkan debat terakhir itu sebagai pertarungan data program kerjanya.

Para masing-masing pasangan calon justru lebih banyak bicara dalam tatanan konsep.

Hal itu terungkap dari agenda Cek Fakta Debat Pilkada Tangsel yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jakarta bersama Google News Initiative, Kamis malam (4/12/2020).

Baca Juga:Catat! Ini Janji-janji Muhamad-Saraswati di Debat Pilkada Tangsel

Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, mengatakan tiga pasangan calon dalam kontestasi politik harus memiliki data yang kuat.

Hal itu, menurutnya, sebagai pijakan memaparkan program kerja kepada pemilih dan pemilih tidak akan sulit menagih janji-janji paslon terpilih.

"Dengan data, publik akan lebih tercedaskan dalam memilih secara rasional, bukan karena alasan-alasan emosional," ujarnya dalam siaran pers yang diterima SuaraJakarta.id, Jumat (4/12/2020).

"Kalau sudah ada data, pastinya, mereka (paslon) tahu harus berbuat apa. Semuanya terukur. Saya melihat ini belum muncul dalam Pilkada Tangsel, juga di banyak wilayah lain," lanjutnya.

Debat Pilkada Tangsel diikuti oleh tiga paslon. Mereka yakni, Muhammad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara) dengan nomor urut 1, Siti Nur Azizah-Ruhamaben nomor urut 2, dan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan pada nomor urut 3.

Baca Juga:Seru! Saling Cecar Putri Wapres Vs Petahana di Debat Pilkada Tangsel

Debat tersebut diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel dan bertemakan keamanan dan keadilan.

Ketiga paslon adu gagasan mengenai keamanan dan keadilan itu. Emrus menilai, tak satu pun paslon memiliki angka kejahatan di wilayah Tangsel.

"Begitu halnya soal kemiskinan, tak satupun peserta membeber tingkat kemiskinan kini dan upaya menguranginya dengan menyebut angka," sebutnya.

Di sisi lain, pengungkapan data oleh para paslon, juga sumir. Paslon mengutip adanya survei yang menyebutkan preferensi warga Tangsel, namun tak disebutkan survei dilakukan oleh lembaga mana dan tujuan serta pendana surveinya.

"Klaim-klaim seperti ini kan menyebutkan adanya persepsi publik tapi justru mengaburkan substansinya. Apa yang mau dirubah. Pemimpin seperti apa yang diinginkan. Survei dari mana itu juga tidak dijelaskan dengan baik. Artinya, itu seperti mengada-ngada saja. Jadi, semua calon ini minim angka dan data yang jelas,” tandasnya.

Lebih jauh, Emrus menyebut, dalam debat terpapar juga soal pertanyaan menyoal kinerja direksi BUMD Tangerang Selatan PT. PITS.

"Tapi tak satu pun pasangan membeberkan secara gamblang terkait kinerja dan kontribusi PT PITS untuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangsel," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak