SuaraJakarta.id - Seorang wanita paruh baya berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Kesehatan (Dinkes) ditemukan tak bernyawa dalam kontrakannya di Cilandak, Jumat (25/12/2020).
Korban diketahui bernama Afrima Yanti berusia 46 tahun.
Berdasarkan KTP-nya, korban beralamat di Cililitan Besar RT 07 RW 09 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Jenazah PNS Dinkes tersebut ditemukan di kontrakannya di Jalan Asem II, Kelurahan Cipete Selatan, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.
Baca Juga:Warga Cilandak Geger! PNS Wanita Ditemukan Tewas dengan Mulut Berbusa
"Menurut keterangan saksi-saksi, almarhumah bekerja sebagai PNS di dinas kesehatan, tapi masih kita telusuri dinas di kota mana," kata Iskandarsyah dilansir dari Antara.
Dugaan sementara, kata Iskandasyah, korban meninggal dunia karena sakit. Sebab tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
Saat ditemukan, PNS Dinkes tersebut dalam posisi telentang dan mulut mengeluarkan busa.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, almarhum terakhir kali terlihat pada Rabu (23/12/2020) sekitar pukul 15.30 WIB.
Kronologi penemuan jenazah PNS Dinkes itu pertama kali ditemukan sekitar pukul 08.30 WIB.
Baca Juga:Geger Mayat Pria Tanpa Celana Bertato Tribal di Pantai Talangsari Jember
Saksi pertama, Ketua RT 013 Ahmad Kosasih, sempat melihat kejanggalan sebelum jenazah almarhum di dalam kamar kontrakan yang terletak di Jalan Asem II Gg.H Achpas RT013/RW 02 No.9 D.
Iskandarsyah menyebutkan, kejanggalan tersebut ketika Kosasih pulang dari patroli wilayah pukul 03.00 WIB.
Dirinya melihat lampu kamar kontrakan milik Aprima Yanti masih menyala.
"Lampu kamarnya masih menyala, sedangkan alarm telepon selulernya terus berbunyi," kata Iskandarsyah mengulang keterangan saksi.
Lalu sekitar pukul 05.35 WIB, seorang tukang sayur langganan almarhum datang untuk mengantarkan sayuran pesanannya.
Tukang sayur mengetuk pintu kontrakannya, tapi almarhum tidak menjawab panggilan.
Berkali-kali dipanggil, almarhum tidak menjawab, hingga akhirnya tukang sayur menitipkan pesanan almarhum kepada Mahmudah, yakni pemilik kontrakan.
Selang beberapa jam kemudian, sekitar pukul 08.00 WIB, saksi Ade Rahmawati—anak pemilik kontrakan—mencoba mengantarkan sayuran milik almarhumah yang dititipkan tadi.
Ade kemudian mengetuk pintu dan memanggil almarhum yang diyakini berada di dalam kamar. Tapi, almarhum tetap tidak merespons panggilan.
Karena curiga, saksi Ade melaporkan hal tersebut kepada Kosasih (Ketua RT).
Lalu para saksi mencoba membuka jendela kamar kontrakan almarhum untuk mencari tahu.
"Ketika jendela dibuka, saksi melihat korban dalam keadaan posisi terlentang dan mulut mengeluarkan busa," papar Iskandarsyah.
Karena para saksi menduga korban telah meninggal dunia, lalu melaporkan kasus penemuan mayat ini ke Polsek Cilandak untuk ditindaklanjuti.
"Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda tanda luka bekas penganiayaan. Diduga korban meninggal dunia karena sakit," kata Iskandarsyah.
PNS Dinkes tersebut tinggal seorang diri di kontrakan tersebut. Proses evakuasi almarhumah dilakukan dengan prosedur protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
"Proses pengecekan dari Puskesmas dengan prosedur Covid-19," pungkasnya.