Pasca Vaksinasi Covid-19 di Istana, Begini Kondisi Rais Syuriah PBNU

"Saya termasuk yang memercayai bahwa vaksin ini aman," kata Gus Ishom.

Rizki Nurmansyah | Ummi Hadyah Saleh
Rabu, 13 Januari 2021 | 21:57 WIB
Pasca Vaksinasi Covid-19 di Istana, Begini Kondisi Rais Syuriah PBNU
Rais Syuriah PBNU KH Ahmad Ishomuddin atau Gus Ishom saat melakukan vaksin Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). [Foto: Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden]

SuaraJakarta.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan penyuntikan vaksin Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Selain Jokowi, sejumlah tokoh agama juga ikuti divaksinasi.

Salah satunya Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin atau yang akrab disapa Gus Ishom.

Saat maupun sesudah penyuntikan vaksin Covid-19, Gus Ishom mengaku tak merasakan keluhan apapun. 

"Tidak ada. Setelah divaksin, saya tidak merasakan apa-apa. Tidak merasa sakit ketika divaksin, setelah divaksin saya juga merasa biasa-biasa saja. Tidak ada keluhan apa-apa," ujarnya.

Baca Juga:Rekan Satu Fraksi di PDIP Sindir Ribka: Saya Siap Divaksin

Gus Ishom mengaku memercayai vaksin Covid-19 buatan Sinovac aman. Terlebih pula sudah dinyatakan halal oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Saya termasuk yang memercayai bahwa vaksin ini aman. Selain aman juga sudah dinyatakan halal oleh Komisi Fatwa MUI," tuturnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/1/2021).

Rais Syuriah PBNU KH Ahmad Ishomuddin atau Gus Ishom usai melakukan vaksin Covid-19 bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). [Foto: Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden]
Rais Syuriah PBNU KH Ahmad Ishomuddin atau Gus Ishom usai melakukan vaksin Covid-19 bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). [Foto: Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden]

Bahkan, lanjut Gus Ishom, jika tak halal, vaksin boleh dipergunakan dalam situasi darurat seperti pandemi Covid-19 saat ini.

"Apabila tidak halal pun dalam situasi darurat, vaksin ini boleh untuk digunakan demi menjaga hal yang sangat penting yaitu kesehatan kita, dan kesehatan yang buruk bisa berakibat fatal terhadap nyawa kita," ucap dia.

Gus Ishom pun meminta agar masyarakat jangan ada lagi yang mengatakan bahwa Covid-19 tidak ada.

Baca Juga:Rais Syuriah PBNU: Saya Percaya Vaksin Covid-19 Ini Aman dan Halal

Pasalnya pandemi Covid-19 sudah melanda di seluruh dunia.

"Jangan mengatakan Covid-19 ini tidak ada, karena sudah melanda di seluruh dunia. Ada yang terinfeksi, ada yang sakit, ada yang sembuh, dan bahkan tidak sedikit menjadi korban telah meninggal dunia. Prinsipnya jangan sampai kita tertular apalagi menularkan. Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir," tuturnya.

Gus Ishom mengatakan butuh kesadaran yang penuh bahwa Covid-19 adalah sesuatu yang ada dan bahaya. Bahkan Covid-19 memiliki dampak yang luar biasa.

"Jangan pernah ikuti orang-orang yang pernah mengatakan bahwa Covid-19 ini isu belaka. Bahwa ini hanya bisnis belaka. Saya kira demikian ini tidak patut dilakukan. Semua merasakan adanya," kata dia.

Lebih lanjut, ia mengajak semua pihak untuk ikut berperan dalam menyukseskan program pemerintah yaitu vaksinasi Covid-19.

Vaksinasi, kata Gus Ishom, merupakan upaya pemerintah untuk melindungi setiap warganya agar tetap sehat.

"Saya kira bila pandemi ini teratasi, maka dampak-dampak buruknya seperti kesulitan ekonomi dengan sendirinya akan pulih sebagaimana semula. Mudah-mudagan ini adalah awal yang baik sebagai sebuah ikhtiar mengatasi problem, bukan hanya bangsa Indonesia tetapi di seluruh dunia," ucap dia.

Presiden Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19. (Dok: YouTube Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19. (Dok: YouTube Sekretariat Presiden)

Tak hanya itu, Gus Ishom menuturkan sosialisasi vaksinasi Covid-19 ke banyak pondok pesantren adalah sebuah keharusan.

Selain itu sosialisasi kesadaran menerapkan displin dan mematuhi protokol kesehatan juga merupakan hal yang penting yang harus terus dilakukan.

"Janganlah kita menjadi orang yang hanya memakai masker ketika diminta oleh Satgas. Itu sama dengan pengendara sepeda motor yang tidak sayang kepada kepalanya, dan dia hanya memakai helm apabila diingatkan oleh polisi," ucap dua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini