"Tidak lama kemudian, Kami menemui keluarganya di depan pintu ruang jenazah. Duka mereka terasa teramat dalam. Sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan akan terjadi secepat itu. Kebersamaan dan gelak tawa berpuluh tahun keluarga itu, kini tersimpan menjadi kenangan."
"Dalam hitungan jam, menjelang maghrib, jasad itu telah tiba di pemakaman dan siap dimasukkan ke peristirahatan terakhirnya di liang kubur," tulisnya.
Dalam postingan tersebut, Anies pun mengingatkan kepada warga bahwa Covid-19 adalah nyata.
Menurutnya, saat ini penyebaran terbanyak berasal dari klaster keluarga. Dan terbanyak yang terpapar berasal dari kalangan muda.
Baca Juga:Pandang Jenazah Pasien, Anies Baswedan: Covid-19 Itu Bukan Fiksi
"Teman-teman semua, ini bukan fiksi dan bukan sekadar angka statistik. Ini akhir dari sebuah perjalanan anak manusia yang diterpa wabah: bermula dari tertular Covid-19 dan berujung pada kematian."
"Penularan terbanyak saat ini menimpa klaster keluarga. Satu orang terpapar, lalu menularkan pada anggota keluarga lain," tuturnya.
"Fakta saat ini, paling banyak yang terpapar adalah usia muda, tapi paling banyak meninggal adalah usia tua. Janganlah jadi penular. Ikutlah mencegah penularan."
![Pemakaman jenazah pasien Covid-19. [Instagram@aniesbaswedan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/01/24/14442-pemakaman-jenazah-pasien-covid-19.jpg)
Anies juga berharap agar masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah. Kecuali ada kegiatan mendesak dan mendasar.
Saat pulang, kata Anies, agar menaati protokol kesehatan. Seperti mencuci tangan, memakai masker dan hindari kontak fisik dengan keluarga.
Baca Juga:PSBB Jakarta Diperpanjang, Jam Operasional Mal hingga Pukul 8 Malam
"Pakai masker itu tidak nyaman, tapi ingatlah, terkena Covid-19 itu jauh lebih tidak nyaman," tulisnya.