Perlahan Terungkap Penyebab Sriwijaya Air Jatuh, KNKT: Minta Hindari Cuaca

Langit Jakarta menuju Pontianak tidak bersahabat atau cuaca buruk.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 03 Februari 2021 | 15:22 WIB
Perlahan Terungkap Penyebab Sriwijaya Air Jatuh, KNKT: Minta Hindari Cuaca
Turbin pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dipindahkan dari KRI Cucut ke Posko Terpadu JICT II, Minggu (10/1/2021) malam. [Suara.com/Novian Ardiansyah]

SuaraJakarta.id - Penyebab Sriwijaya Air SJ182 atau Sriwijaya Air jatuh perlahan terungkap. Pilot sempat meminta menara pengawas untuk berbelok karena untuk menghindari cuaca buruk.

Hal itu diungkap kan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT menyebutkan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak sebelum jatuh pada 9 Januari lalu sempat menghadapi cuaca buruk.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan dari data yang sudah dikumpulkan saat ini, pesawat tersebut sempat menghadapi cuaca buruk. KNKT sendiri saat ini masih melakukan investigasi penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.

"Dia lepas landas pada pukul 14.36 WIB setelah itu sempat meminta arah 075 kepada menara pengawas karena menghindari cuaca," kata Soerjanto dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (3/2/2021).

Baca Juga:KNKT Bantah Klaim Sriwijaya Air SJ182 Alami Full Stall

Soerjanto menjelaskan, saat pesawat tersebut terbang, sebelumnya terdapat pesawat Air Asia dengan tujuan atau rute yang sama Jakarta-Pontianak.

Sementara setelah pesawat Sriwijaya Air lepas landas, terdapat satu pesawat dengan rute yang sama juga.

"Namun kedua pesawat yang di depan dan di belakangnya (Sriwijaya Air PK-CLC) ini tidak ada masalah," ujar Soerjanto.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, pesawat tersebut lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB dengan tujuan Pontianak.

Setelah lepas landas, Budi mengatakan pesawat tersebut masih berkomunikasi dengan pemandu lalu lintas di bandara Soekarno-hatta.

Baca Juga:Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 asal Lampung Dapat Santunan

"Penerbangan berjalan normal sampai menjelang pukul 14.10 WIB hilang kontak dan tidak memberikan respons kepada pemandu penerbangan," jelas Budi.

Setelah hilang kontak terjadi, Budi memastikan koordinasi dilakukan dengan Basarnas untuk pencarian pertolongan. Selanjutnya, pesawat ditemukan jatuh di perairan Kepulauan Seribu tepatnya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini