SuaraJakarta.id - Para pengusaha di DKI Jakarta sempat merasa khawatir dan galau terkait wacana lockdown akhir pekan atau weekend. Sebab penerapan PSBB ketat saja, para pelaku usaha merasa omzet mereka turun tajam.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengungkapkan wacana itu bisa membuat pelaku usaha semakin terpuruk dan frustasi.
"Tapi dengan adanya pengumuman langsung dari Gubernur DKI Jakarta pada hari Jumat 6 Januari lalu yang memastikan tidak akan menerapkan lockdown pada akhir pekan membuat pengusaha lega dan memiliki semangat untuk bertahan," kata Sarman dalam keterangannya, Minggu (7/2/2021).
Sarman menuturkan, pengumuman itu juga memberikan sedikit nafas bertahan bagi pengusaha Mall atau pusat perbelanjaan, pusat perdagangan, hotel, restoran, café, mini market, warung, transportasi, pengelola Gedung pertemuan, EO, pedagang pasar, bengkel mobil, motor dan UKM lainnya yang menggerakkan ekonomi Jakarta ditengah pandemi Covid 19.
Baca Juga:Ferdinand Bongkar TUMI Nobatkan Anies Pahlawan: Subscriber Cuma 630
"Setidaknya ada sedikit harapan meraup omzet di akhir pekan ditengah pembatasan jam opersional yang ada untuk menyambung nafas usaha untuk mampu bertahan sambil menuggu badai covid-19 berlalu," ujar dia.
Banyak pelaku usaha berinovasi, yang tadinya dibisnis travel atau pedagang fashion membuka usaha kuliner atau menjual makanan dan minum. Omzet mereka lumayan meningkat setiap akhir pekan.
Selama ini, ujar Sarman, pertumbuhan ekonomi Jakarta selalu diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Namun dampak Covid-19, ekonomi Jakarta terjun bebas dengan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi.
Bahkan pada kuartal II-2020 minus 8,22 persen dan kuartal III-2020 menguat minus 3,82 persen Untuk kuartal IV-2020 yang baru saja dipublis BPS DKI Jakarta menguat minus 2,14 persen.
Dengan demikian secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Jakarta selama Januari-Desember 2020 minus 2,36 persen sedikit diatas pertumbuhan PDB Nasional minus 2,07 persen.