"Untuk angkot misalnya dalam kerja sama dengan Jaklingko mereka tidak lagi dihitung pendapatannya berdasarkan jumlah penumpang, tapi dihitung berdasarkan kilometer per hari, sehingga angkotnya tidak ngetem. Karena dia ditargetkan satu hari sekian kilometer, misalnya minimal 90 km maksimal 110 kilometer, itu tidak boleh lebih dan kurang. Jadi, ada penumpang atau tidak ada penumpang dia akan berkeliling terus," ucapnya.
Anies juga menjelaskan penamaan Jaklingko yang disebutkannya Jak memiliki makna Jakarta, sedangkan kata Lingko diambil dari bahasa daerah Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang artinya sistem distribusi irigasi persawahan berbentuk jaring laba-laba, telah diusulkan diadopsi masuk Bahasa Indonesia.
"Bahasa itu kami usulkan untuk diadopsi menjadi Bahasa Indonesia. Alhamdulillah sekarang sudah diakui sebagai Bahasa Indonesia jadi Jaklingko. Dengan JakLingko ini seluruh operator angkot semuanya, termasuk bus menengah semuanya beroperasi dalam satu sistem," ucap Anies dilansir dari Antara.
Baca Juga:Sering Posting Blusukan Makan di PKL, Begini Kata Anies