Kisah Majelis Preman Tangerang, Bantu Anak Jalanan Hijrah dan Mengenal Adab

Pentingnya mendahulukan adab daripada ilmu.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 21 April 2021 | 08:05 WIB
Kisah Majelis Preman Tangerang, Bantu Anak Jalanan Hijrah dan Mengenal Adab
Sejumlah anak jalanan tengah mendengarkan ceramah yang disampaikan Hidayat Shaleh, pendiri Majelis Preman, yang berlokasi di Jalan Perdata 1 Nomor 12 B, Pengayoman, Kota Tangerang. [SuaraJakarta.id/Muhammad Jehan Nurhakim]

Kenapa para ulama menekankan agar mendahulukan mempelajari adab? Yusuf bin Al Husain mengatakan, "Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu."

Pesan serupa juga disampaikan ulama sufi kenamaan, Abdullah bin Mubarak.

"Kita lebih membutuhkan adab (meskipun) sedikit dibanding ilmu (meskipun) banyak," demikian pernyataan Abdullah bin Mubarak dikutip dari kitab Adabul ‘Âlim wal Muta‘allim karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari.

Sejumlah anak jalanan tengah mendengarkan ceramah yang disampaikan Hidayat Shaleh, pendiri Majelis Preman, yang berlokasi di Jalan Perdata 1 Nomor 12 B, Pengayoman, Kota Tangerang. [SuaraJakarta.id/Muhammad Jehan Nurhakim]
Sejumlah anak jalanan tengah mendengarkan ceramah yang disampaikan Hidayat Shaleh, pendiri Majelis Preman, yang berlokasi di Jalan Perdata 1 Nomor 12 B, Pengayoman, Kota Tangerang. [SuaraJakarta.id/Muhammad Jehan Nurhakim]

Selain itu, Hidayat mengaku juga meminta kepada anak-anak muridnya itu bercerita apa yang diinginkan. Guna mengetahui potensi apa yang dimiliki anak jalanan tersebut.

Baca Juga:Kemendikbud Akui Salah Soal Hilangnya Nama Pendiri NU dalam Kamus Sejarah

Bahkan ia tak ragu menghabiskan uang demi anak-anak jalanan agar dapat membuka usaha.

Hasilnya sudah 6 lapak yang berhasil dibuka dari Majelis Preman Tangerang tersebut. Mulai dari toko tembakau hingga coffee shop.

"Saya menawarkan dulu, mereka kemampuan apa? Kita punya uang berapa, selebihnya patungan anak-anak. Berkat usaha anak-anak, (kita mampu membuat) toko tembakau, kita punya 3, lalu coffee shop 3," tutupnya.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

Baca Juga:Profil KH Hasyim Asyari, Pendiri NU yang Namanya Hilang di Buku Sejarah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini