Megah dan Uniknya Masjid Asmaul Husna Tangerang, Diarsiteki Ridwan Kamil

Masjid Asmaul Hussna Gading Serpong Tangsel memiliki dua keunikan.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 30 April 2021 | 09:05 WIB
Megah dan Uniknya Masjid Asmaul Husna Tangerang, Diarsiteki Ridwan Kamil
Masjid Asmaul Husna Gading Serpong Tangerang Selatan (Tangsel) dipenuhi dengan hiasan kaligrafi 99 Asmaul Husna. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Bangunan Masjid Asmaul Husna di Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang cukup mencolok dari kejauhan. Tak hanya karena megah dan tingginya bangunan, tapi juga karena keunikan yang dimiliki.

Seperti namanya, masjid yang ada di Jalan Raya Kelapa Dua, Gading Serpong itu dipenuhi dengan hiasan kaligrafi 99 Asmaul Husna.

Seluruh tembok masjid bagian luar dipenuhi kaligrafi Asmaul Husna yang tertata rapi dengan gaya kaligrafi tua, yakni Kaligrafi Kufi.

Baca Juga:Sholat Id di Tangsel Dibolehkan, Maksimal 50 Persen dari Kapasitas Masjid

Masjid tersebut dibangun secara bertahap mulai 2010. Pembangunan digagas oleh Bupati Tangerang kali itu, Ismet Iskandar, dan rampung pada 2012. Saat itu, bentuknya masih berbentuk masjid biasa, belum semegah saat ini.

Pembangunan kemudian dilanjutkan lagi oleh Bupati Tangerang yang baru Ahmed Zaki Iskandar yang tak lain putra dari mantan Bupati sebelumnya Ismet Iskandar.

Masjid Asmaul Husna Gading Serpong Tangerang Selatan (Tangsel) dipenuhi dengan hiasan kaligrafi 99 Asmaul Husna. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Masjid Asmaul Husna Gading Serpong Tangerang Selatan (Tangsel) dipenuhi dengan hiasan kaligrafi 99 Asmaul Husna. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Pembangunan tahap dua dilakukan pada awal 2013 dengan rancangan masjid hasil karya Ridwan Kamil yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Barat. Sekilas, konsepnya perpaduan modern dan religius.

Dua tahapan pembangunan itu diinisiasi oleh persatuan umat muslim di Gading Serpong bekerjasama dengan pengembang raksasa di wilayah tersebut. Yakni Summarecon Serpong dan Paramount Land.

Salah satu pengurus harian Masjid Raya Asmaul Husna, Musholi mengatakan, pembangunan tahap dua rampung akhir 2013. Total dana yang dihabiskan mencapai puluhan miliar rupiah.

Baca Juga:Masjid Tua Indrapuri, Saksi Sejarah Peradaban Islam

"Total dana pembangunan masjid Rp 28 miliar. Sumber dari pengembang Summarecon, Paramount Land dan Pemkab Tangerang serta perkumpulan muslim di Gading Serpong," katanya ditemui SuaraJakarta.id, beberapa waktu lalu.

Musholi, salah satu pengurus harian Masjid Asmaul Husna Gading Serpong Tangerang Selatan (Tangsel) menunjuk miniatur masjid. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Musholi, salah satu pengurus harian Masjid Asmaul Husna Gading Serpong Tangerang Selatan (Tangsel) menunjuk miniatur masjid. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Musholi menerangkan, Masjid Asmaul Husna Gading Serpong Tangsel memiliki dua keunikan. Pertama, tak memiliki kubah seperti masjid pada umumnya.

Ikon kubah diganti dengan langit-langit berbentuk bulan sabit dan bintang dari kaca tebal. Sehingga ketika sedang terik, cahaya matahari masuk ke dalam masjid berbentuk bintang dan bulan sabit.

Bentuk langitannya pun cukup unik, karena berbentuk oval. Sisi bagian barat lebih rendah dibandingkan sisi timur. Bentuk tersebut dianggap seperti posisi orang sedang sujud. Sementara bentuk bintang, menandakan sholat lima waktu.

"Keunikan masjid ini, pertama masjid ini tanpa kubah seperti halnya masjid-masjid yang lain biasanya identik dengan kubah. Kedua, sesuai namanya di sekitar tembok masjid ini ditempel kaligrafi 99 Asma Allah yang ditulis berulang. Diawali dengan Allahuakbar dan diakhiri dengan Allahuakbar kembali, menutupi seluruh badan masjid," ungkap Musholi.

Plafon Masjid Asmaul Husna Tangerang berbentuk oval dengan bulan sabit dan bintang transparan, seperti sujud ke arah kiblat. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Plafon Masjid Asmaul Husna Tangerang berbentuk oval dengan bulan sabit dan bintang transparan, seperti sujud ke arah kiblat. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Masjid megah dengan balutan kaligrafi kufi itu diketahui memiliki luas bangunan utama 2,1 hektare. Sedangkan luas lahannya mencapai 6 hektare termasuk lahan parkir.

Masjid ikonik itu menjadi tempat ibadah sentral umat muslim di Gading Serpong yang masih menjadi minoritas. Lokasinya yang berdekatan dengan Summarecon Mall Serpong dan kawasan ruko-ruko serta perkantoran, membuatnya ramai dikunjungi pendatang untuk beribadah sekaligus berfoto di depan masjidnya.

"Mayoritas yang ibadah di sini pendatang. Warga muslim Gading Serpong ini masih minoritas. Tapi Alhamdulillah meskipun minoritas, semua berjalan baik tak pernah ada masalah," papar Musholi.

Masjid tersebut memiliki tiga lantai. Lantai pertama dijadikan sebagai aula, lantai dua dan tiga tempat shalat. Lahan parkirnya pun cukup luas.

Selain itu, terdapat bedug raksasa yang merupakan sumbangsih dari salah satu warga sekitar. Bedug tersebut didatangkan langsung dari daerah yang terkenal dengan kerajinan kayu ukirnya, Jepara, Jawa Tengah.

Jamaah mendengarkan kultum usai sholat Dzuhur di Masjid Asmaul Husna Gading Serpong Tangerang Selatan (Tangsel). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Jamaah mendengarkan kultum usai sholat Dzuhur di Masjid Asmaul Husna Gading Serpong Tangerang Selatan (Tangsel). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Saat hari biasa, masjid tersebut ramai dikunjungi warga yang hendak menunaikan sholat Dzuhur dan Ashar.

Sedangkan semenjak Ramadhan, banyak pengunjung yang datang pada waktu shalat Ashar dan Maghrib. Terlebih adanya ratusan takjil yang dibagikan secara gratis.

"Kami di sini menyediakan takjil 400 porsi kue atau snack untuk jamaah yang singgah," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini