Sajian Wajib Lebaran, Pesanan Dodol Cilenggang khas Betawi Meningkat

Diketahui, Dodol Cilenggang diklaim sebagai makanan Betawi yang kini dianggap sebagai makanan khas Kota Tangerang Selatan.

Andi Ahmad S
Minggu, 09 Mei 2021 | 17:17 WIB
Sajian Wajib Lebaran, Pesanan Dodol Cilenggang khas Betawi Meningkat
Asep Jaya, menunjukkan Dodol Cilenggang khas Betawi Titi Mugi Jaya yang diproduksi di rumahnya di Cilenggang, Serpong, Kota Tangsel, Minggu (9/5/2021). [ suara.com/wivy]

Asep menjual dodol produksinya itu perkilogram, setiap kilo dia jual dengan harga Rp52 ribu. Jika dihitung sehari produksi 600 kilogram, maka dalam sehari Asep mendapat omzet Rp31.200.000.

"Kalau omzet ya dihitung harga perkilo, kira-kira segitulah," katanya.

Setiap hari, Asep memproduksi dodolnya mulai pukul 01.00 WIB dan selesai pukul 12.00 WIB. Untuk tenaga pekerjanya, Asep pun menambah tenaga pekerja seiring dengan meningkatnya pesanan menjelang lebaran.

Dalam sekali mengolah dodol, ada 5 wajan dodol yang dia buat. Setiap wajannya berkapasitas 60 kilogram.

Baca Juga:Polisi: Bentrok Oknum FBR dan Forkabi di Pejaten Timur karena Salah Paham

"Yang ngaduk dodol ada 10 orang, awalnya cuma dua orang. Karena keteteran banyak pesanan nambah 8 orang lagi. Mereka dari rumpin. Peningkatannya kan seratus persen. Setiap sekali masak 5 wajan kapasitas 60 kilogram dodol," bebernya.

Meski mengaku keteteran, Asep menuturkan, orderan tahun ini masih jauh dibandingkan dengan momen lebaran sebelum pandemi covid-19.

"Sebelum pandemi, momen lebaran itu sehari bisa 900 kilogram yang terdata, tapi ada banyak yang nggak ke data, bisa jadi lebih dari 1 ton," sebutnya.

Pria 39 tahun itu menuturkan, usaha dodol tersebut merupakan warisan dari ayahnya yang sudah dirintis sejak tahun 1995.

Pada tahun 90-an kata Asep, di tempat tinggalnya itu hampir semua warga membuat dodolnya sendiri lantaran semua bahan baku dodol hampir setiap warga punya di dapurnya masing-masing.

Baca Juga:Bentrok FBR Vs Forkabi di Pejaten Timur: karena Satu Orang Rusak Bendera

Tetapi lama kelamaan, warga yang membuat dodol berkurang. Hal itu dijadikan kesempatan ayahnya untuk memulai usaha dodol. Saat itu dodol Cilenggang masih dijual keliling. Tetapi saat ini penjualannya hanya buka warung rumah dan melayani pesanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini