Polisi Bekuk Oknum Karang Taruna Gadungan yang Viral Pungli Warteg di Tangsel

Motif pungli untuk kebutuhan biaya berobat ibu pelaku yang kini sedang sakit.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 05 Agustus 2021 | 19:41 WIB
Polisi Bekuk Oknum Karang Taruna Gadungan yang Viral Pungli Warteg di Tangsel
Tangkapan layar video viral oknum Karang Taruna gadungan melakukan pungli di sebuah warteg di Tangsel dengan alasan untuk kegiatan Agustusan, Rabu (4/8/2021). [[email protected]]

SuaraJakarta.id - Polsek Ciputat Timur membekuk dua oknum Karang Taruna gadungan yang viral melakukan aksi pungutan liar (pungli) terhadap sebuah warteg di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Kedua oknum Karang Taruna gadungan itu masing-masing berinisial AR (27) dan SD (28). AR merupakan perempuan yang terekam kamera CCTV warteg yang melakukan pungli dan videonya viral di media sosial.

Sementara SD bertugas mengantar AR dengan sepeda motor melakukan aksi pungli ke sebuah warteg yang berada di depan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tangsel tersebut.

Kanit Reskrim Polsek Ciputat Timur, Iptu Deni Nova membenarkan pihaknya telah menangkap kedua oknum Karang Taruna gadungan tersebut pada, Rabu (4/8/2021) malam.

Baca Juga:Viral Pria Ngamuk di Minimarket Tangsel Minta Rp 10 juta hingga Ajak Polisi Duel

"Bukan pemalakan, tapi penipuan mengatasnamakan nama Karang Taruna tersebut. Tidak ada unsur kekerasan juga yang dilakukan (pelaku)," kata dia saat dikonfirmasi SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Kamis (5/8/2021).

Deni mengungkapkan, pelaku melakukan penipuan dengan mengatasnamakan RT setempat untuk acara 17 Agustusan. Padahal acara tersebut tidak ada.

"Dia pakai kuitansi. Kita juga akan panggil pihak Karang Taruna Pisangan untuk dipertemukan dengan pelaku, untuk melakukan permintaan maaf," tuturnya.

Sebuah warteg di Tangsel yang viral di media sosial nyaris menjadi korban pungli oleh oknum mengaku dari Karang Taruna saat ditemui, Rabu (4/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Sebuah warteg di Tangsel yang viral di media sosial nyaris menjadi korban pungli oleh oknum mengaku dari Karang Taruna saat ditemui, Rabu (4/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Terkait motif pungli, Deni mengatakan, berdasarkan pemeriksaan untuk kebutuhan biaya berobat ibu pelaku yang kini sedang sakit.

“Karena kebutuhan ibunya sakit, bingung cari duit, ngakalin begitu. Dia tulang punggung di dalam keluarga,” pungkasnya.

Baca Juga:Larang Warga Gelar Lomba Agustusan, Wali Kota Tangsel: Kalau Ngeyel Dibubarin

Diberitakan sebelumnya, aksi pungli Karang Taruna gadungan itu viral, setelah video kamera CCTV di warteg tersebut tersebar ke media sosial. Pelaku pungli seorang lelaki dan perempuan.

Para pelaku tak hanya menyasar pedagang warteg. Tapi juga penjual martabak di depan kampu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangsel.

Saat ditemui SuaraJakarta.id—grup Suara.com—di lokasi, Windy membenarkan kejadian pungli tersebut. Ia yang saat itu tengah berjaga, dimintai uang sumbangan Rp 35 ribu. Dalihnya untuk kegiatan 17 Agustusan.

Windy menjelaskan, oknum Karang Taruna gadungan yang masuk ke dalam warteg dan meminta uang merupakan perempuan tomboy. Sementara temannya menunggu di luar di atas motor.

"Masuknya nggak permisi, katanya dari Karang Taruna RT 1 RW 1 minta sumbangan Rp 35 ribu buat acara 17 Agustusan. Dia maksa minta tapi nggak dikasih, (saya) telepon si ibu (pemilik warteg) katanya jangan dikasih," beber Windy.

"Enggak sopan, kaki kirinya naik ke atas bangku. Suara bos saya lewat telpon sengaja di-loudspeaker. Terus, dia pulang dan ngancem mau lapor ke RT RW," ungkap Windy.

Sebuah warteg di Tangsel yang viral di media sosial nyaris menjadi korban pungli oleh oknum mengaku dari Karang Taruna saat ditemui, Rabu (4/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Sebuah warteg di Tangsel yang viral di media sosial nyaris menjadi korban pungli oleh oknum mengaku dari Karang Taruna saat ditemui, Rabu (4/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Pengelola warteg Kharisma Bahari, Septi membenarkan wartegnya didatangi dua orang oknum Karang Taruna gadungan yang meminta uang pada Minggu (1/8/2021).

Dari keterangan pegawainya, mereka memaksa meminta uang Rp 35 ribu untuk acara 17 Agustusan.

Lantaran merasa curiga, Septi yang ditelepon oleh pegawainya itu lantas melarang untuk memberikan uang kepada oknum tersebut.

"Waktu itu saya lagi keluar ke Bekasi. Pegawai telpon lalu saya bilang jangan dikasih, sudah curiga," kata Septi.

Menurutnya, oknum yang meminta uang Agustusan itu memakai topi biru, sweater hitam dan celana jeans robek-robek.

Septi menambahkan, wartegnya itu bukan berada di wilayah RT 1 RW 1 tetapi di wilayah RT yang berbeda.

"Kalau warteg saya masuknya wilayah RT 2 RW 8," ungkapnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini