Gak Kuat Bayar Setoran, Sopir Angkot Ini Jadi Manusia Silver di Tangsel, Modal Rp 20 Ribu

Penghasilan sopir angkot tak lagi dapat menutupi kebutuhan hariannya.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 29 September 2021 | 09:05 WIB
Gak Kuat Bayar Setoran, Sopir Angkot Ini Jadi Manusia Silver di Tangsel, Modal Rp 20 Ribu
Edwar Ginting, sopir angkot yang banting setir jadi manusia silver, ditemui di Kantor Dinas Sosial Tangerang Selatan usai terjaring razia oleh Satpol PP Tangsel, Selasa (28/9/2021) malam. [SuaraJakarta.id-Suara.com/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Belasan manusia silver terjaring razia oleh Satpol PP Kota Tangerang Selatan. Mereka yang terazia memiliki latar belakang berbeda-beda. Mulai dari korban PHK hingga sopir angkutan umum yang tak lagi mampu mendapat uang untuk setoran.

Selain karena terpaksa oleh keadaan, mereka memilih menjadi manusia silver lantaran penghasilan hariannya cukup menggiurkan. Hanya bermodalkan Rp 20 ribu, mereka bisa mendapat ratusan ribu dari rasa iba para pengendara di jalanan.

Seperti diungkapkan Edwar Ginting. Sebelum menjadi manusia silver, pria paruh baya itu berprofesi sebagai sopir angkot selama puluhan tahun, sejak dirinya masih muda. Namun pandemi COVID-19 telah mengubah haluan hidupnya.

Dia terpaksa banting setir menjadi manusia silver. Alasannya, penghasilan sopir angkot tak lagi dapat menutupi kebutuhan hariannya.

Baca Juga:Satpol PP Tangsel Akui Kesulitan Razia Manusia Silver: Mereka Tahu Jam Patroli

Belum lagi, dia harus bersaing dengan angkutan umum berbasis aplikasi atau online. Hal itu membuat penghasilannya semakin merosot hingga uang yang didapat tak cukup untuk setoran.

"Sudah jadi sopir angkot sejak bujangan. Terpaksa kayak gini, jadi manusia silver kerena sejak ada Corona narik (angkot) juga susah pak," kata Edwar ditemui di kantor Dinas Sosial Tangsel usai terjaring razia, Selasa (28/9/2021) malam.

Sebelum pandemi COVID-19, lelaki 45 tahun itu masih dapat penghasilan bersih Rp 100 ribu untuk dibawa pulang ke rumah hasil narik angkot rute Ciputat-Kebayoran.

"Dulu sehari bisa dapat Rp 100 ribu, tapi sekarang enggak dapat. Paling Rp 20 ribu, habis buat beli makan. Kadang setorannya kurang dimarah-marahin sama yang punya angkot. Jadi akhirnya mutusin buat jadi manusia silver," ungkapnya.

Belasan manusia silver terjaring razia oleh petugas Satpol PP Tangsel, Selasa (29/9/2021). [SuaraJakarta.id-Suara.com/Wivy Hikmatullah]
Belasan manusia silver terjaring razia oleh petugas Satpol PP Tangsel, Selasa (29/9/2021). [SuaraJakarta.id-Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Lebih Menggiurkan

Baca Juga:LPAI-KPAI Kecam Bayi Dijadikan Manusia Silver di Tangsel: Jelas Eksploitasi Anak

Awal menjadi manusia silver di Tangsel, Edwar mendapat penghasilan ratusan ribu dalam waktu hanya tiga-empat jam. Hal itu, membuatnya semakin ketagihan lantaran hasilnya menggiurkan.

Tak hanya uang, setiap harinya Edwar bisa mendapat sembako di jalanan dari orang-orang yang sengaja berbagi di jalanan. Bahkan, dia bisa mendapat lebih banyak sembako ketimbang saat menjadi sopir angkot.

"Sehari bisa dapat Rp 100 ribu. Tapi kadang di jalan kita dapat sembako, kadang dapat beras, jadi kita ke rumah bisa bawa beras dan nggak perlu beli lagi. Jadi lumayan untuk makan. Dapat sembakonya lebih banyak dibandingkan saat jadi sopir angkot," bebernya.

Dengan penghasilan bersih harian Rp 100 ribu, Edwar bisa berupaya mencukupi kebutuhan hidup istri dan empat anaknya. Serta mampu membayar sewa kontrakan di Ciputat sebesar Rp 600 ribu per bulan, lalu listrik Rp 100 ribu dan uang jajan anak-anaknya.

Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman (kanan) saat memberikan motivasi dan bimbangan kepada belasan manusia silver yang terjaring razia oleh petugas Satpol PP Tangsel, Selasa (29/9/2021). [SuaraJakarta.id-Suara.com/Wivy HIkmatullah]
Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman (kanan) saat memberikan motivasi dan bimbangan kepada belasan manusia silver yang terjaring razia oleh petugas Satpol PP Tangsel, Selasa (29/9/2021). [SuaraJakarta.id-Suara.com/Wivy HIkmatullah]

Modal Rp 20 Ribu

Setiap harinya, Edwar hanya butuh modal Rp 20 ribu untuk membeli cat silver. Kemudian dia pakai berdua bersama temannya. Untuk membersihkannya, Edwar hanya perlu menggunakan sabun cair pencuci piring.

Kali ini, merupakan kali kedua Edwar terjaring razia manusia silver oleh Satpol PP Tangsel. Tetapi, dirinya tak kapok lantaran hanya itu yang bisa dia lakukan untuk saat ini agar dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

"Kita mau berubah, nggak mungkin mau tetap begini. Bapak (Kadinsos Tangsel Wahyunoto Lukman) tadi nasehatin kita ya kita maklumi. Makanya tadi kita nggak lari nurut aja dibawa. Tapi karena keadaan begini, mau gimana lagi," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini