SuaraJakarta.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta memperkirakan puncak musim hujan dan potensi rob pada rentang waktu Januari hingga Februari 2021.
"Dalam mengantisipasi genangan atau banjir maka diperlukan kesiapsiagaan sumber daya di DKI Jakarta," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto pada apel kesiapsiagaan di Lapangan Silang Monas, Rabu (13/10/2021).
Dia menjelaskan berdasarkan informasi dari BMKG, periode September-November 2021 terdapat potensi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Sabdo mengatakan, terkait pengerahan potensi sumber daya di Jakarta untuk mengantisipasi puncak musim hujan, telah disiagakan sekitar 60-70 ribu personel. Termasuk di dalamnya keterlibatan masyarakat dan relawan.
Baca Juga:Antisipasi Musim Hujan, Anies: Kami Memerlukan Dukungan Kolaborasi Masyarakat
Sabdo juga meminta masyarakat untuk senantiasa bersiaga menghadapi puncak musim hujan tersebut.
Sedangkan dari sisi pemerintah daerah, telah digelar apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan.
Pada apel tersebut dihadiri 1.458 orang terdiri dari TNI dan Polri sebanyak 280 orang, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) DKI sebanyak 610 orang, lembaga usaha, relawan penanggulangan bencana dan media sebanyak 568 orang.
Selain itu, pihaknya juga mengerahkan sejumlah peralatan di antaranya mobil operasional sebanyak 111 unit, motor operasional 45 unit, perahu 108 unit, tenda 16 unit, dan enam unit alat berat.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Ibu Kota memiliki tiga ancaman saat puncak musim hujan yakni rob di pesisir utara, aliran air dari 13 sungai, dan hujan deras di dalam kota.
Baca Juga:Dua Target Anies Saat Puncak Musim Hujan di Jakarta
Pemprov DKI juga menggencarkan kegiatan mengatasi dampak musim hujan di antaranya gerebek lumpur di kali dan waduk sejak 24 Maret 2021 untuk wilayah Jakarta Timur, dan dilanjutkan di empat wilayah kota lainnya secara bertahap mulai September 2021 hingga Desember 2021.
Gerebek lumpur diadakan untuk mengangkat lumpur dan sampah di dalam sungai sehingga menambah kapasitas aliran air hujan.
Pemprov DKI akan menambah pompa ekstra dan mengerahkan seluruh pompa baik mobile dan pompa pemadam kebakaran untuk mengantisipasi rob di Jakarta Utara.
Anies menambahkan DKI Jakarta juga menambah alat ukur curah hujan dari awalnya hanya tersedia di 10 kelurahan menjadi 267 kelurahan di Ibu Kota untuk antisipasi dampak musim hujan.