Profit yang mereka dapatkan dari investasi properti adalah dari Passive income yang dihasilkan properti tersebut, misal disewakan, atau digunakan untuk bisnis yang sistematis, ataupun sistem bagi hasil, yang hanya membutuhkan sedikit campur tangan investor.
Misal, membeli properti dengan harga miring, kemudian mendirikan minimarket waralaba di atasnya. Maka minimarket waralaba tersebut akan menghasilkan passive income ke investor properti tersebut. Dan karena dibeli dengan harga miring, maka tingkat pengembalian investasi (ROI adalah = Return On Investment), menjadi lebih tinggi dari biasanya.
Apalagi ketika nanti kondisi ekonomi membaik, maka profit toko menjadi lebih tinggi, ROI otomatis menjadi lebih tinggi lagi, dan biasanya... harga properti ikut melesat seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi.
Saat bisnis properti sedang lesu seperti hari-hari ini, juga waktu yang tepat untuk investor-investor properti pemula berinvestasi, karena risiko menurun seiring dengan turunnya modal yang harus dikeluarkan untuk membeli properti.
Baca Juga:Tahun 2022 Jadi Momen Tepat IPO, Emiten Properti dan Transportasi Diprediksi Moncer
Apalagi dengan kondisi ekonomi yang lesu, bank dan lembaga pembiayaan kekurangan nasabah yang ingin berekspansi bisnis dan mengambil pinjamannya. Akibatnya bank dan lembaga pembiayaan mendapat banyak nasabah yang menyimpan uang di bank, tapi jarang nasabah yg ingin ekspansi.
Karena mendapat keuntungan bukan dari jual beli properti, maka investor-investor properti yang mengandalkan passive income dari properti, tidak khawatir dengan melemahnya bisnis properti seperti hari ini. Sebaliknya mereka melihat ini sebagai kesempatan untuk menambah koleksi properti penghasil passive incomenya.
Bagaimana bila harga properti turun? Investor properti passive income tidak khawatir, malah bisa membeli semakin banyak properti. Dan bagaimana bila tiba-tiba kondisi ekonomi membaik, sehingga bisnis properti juga ikut membaik, dan harga-harga properti meroket?
Investor properti tipe ini tidak khawatir dan bisa mendapat keuntungan sampingan, yaitu properti-properti yang telah menjadi aset tetap yang akan meningkat harganya.
Jadi ketika banyak orang mengatakan bisnis properti lesu (dan memang benar), sebenarnya kondisi bisnis properti hari ini, juga memberikan kesempatan ke investor properti, baik yang sudah berpengalaman, maupun yang ingin memulai, untuk berinvestasi properti dengan resiko yang lebih kecil, karena melemahnya pasar properti, menawarkan properti dengan harga yang lebih murah.
Baca Juga:Tahun Ini Industri Properti Bakal Diselamatkan Generasi Milenial, Kok Bisa?