Serukan Rusia dan Ukraina Gencatan Senjata, PBNU: Semua Pertentangan Dibicarakan Secara Damai

Terjadinya gencatan senjata Rusia dan Ukraina juga berimbas pada Indonesia.

Rizki Nurmansyah
Senin, 07 Maret 2022 | 07:00 WIB
Serukan Rusia dan Ukraina Gencatan Senjata, PBNU: Semua Pertentangan Dibicarakan Secara Damai
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. [Antara]

Dia menjelaskan bahwa tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berhasil dievakuasi dari Ukraina tersebut terdiri dari 29 perempuan dan satu orang laki-laki. Kebanyakan dari PMI yang dievakuasi bekerja sebagai spa terapis dan berasal dari Bali.

Ia mengatakan bahwa masih terdapat 14 WNI yang berada di Bukares, Rumania karena mayoritas dari mereka terpapar COVID-19. Dari tes yang dilakukan 12 orang positif COVID-19 dan dua orang memilih tinggal di Bukares untuk menemani anak mereka yang juga terkonfirmasi positif.

"Enam orang di antaranya adalah pekerja migran Indonesia yang diketahui dan dinyatakan positif COVID-19," jelasnya.

Benny juga memastikan perwakilan Indonesia di Bukares akan terus memantau keadaan 14 orang tersebut dan jika telah memungkinkan akan dievakuasi menggunakan pesawat kembali ke Indonesia.

Baca Juga:Menohok! Politisi Irlandia Kritik Barat Soal Sanksi Rusia, Bandingkan 70 Tahun Israel Menindas Palestina

Untuk PMI yang telah tiba telah dinyatakan tidak terinfeksi COVID-19 setelah menjalani tes di Indonesia dan saat ini menjalani karantina di Wisma Pasar Rumput, Jakarta.

Imbas lainnya adalah soal harga minyak dunia. Seperti yang dikatakan pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono, Ph.D., yang mengatakan invasi Rusia ke Ukraina bisa berimbas pada lonjakan harga minyak global karena berdasarkan data menyebutkan bahwa produksi minyak Rusia mencapai 10 juta barel per hari.

"Apabila minyak Rusia langka di pasaran, maka lonjakan harga tidak terhindari. Bagi Indonesia sebagai salah satu negara pengimpor minyak diperkirakan akan mengalami dampak yang berat jika sanksi dunia kepada Rusia sangat keras," katanya di Kabupaten Jember.

Di awal Maret 2022, lanjut dia, harga minyak mentah melonjak di atas 105 dolar per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 dan hal itu merupakan salah satu dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.

Lonjakan tersebut juga dinilai dapat memperburuk inflasi bagi negara-negara konsumen energi dan mengancam pemulihan ekonomi. [Antara]

Baca Juga:Sama seperti ke Rusia, Korea Selatan Bakal Perketat Pengendalian Ekspor terhadap Belarus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak