Kenang Syafii Maarif, Waketum MUI: Tokoh yang Tak Haus Kekuasaan

Almarhum Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, DI Yogyakarta.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 27 Mei 2022 | 14:33 WIB
Kenang Syafii Maarif, Waketum MUI: Tokoh yang Tak Haus Kekuasaan
Cendekiawan Muslim Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab disapa Buya Syafii, meninggal dunia, Jumat (27/5/2022). (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJakarta.id - Kabar duka datang dari kalangan organisasi Islam, Muhammadiyah. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif meninggal dunia, Jumat (27/5/2022).

Kabar Syafii Maarif meninggal dunia meninggalkan duka mendalam di sejumlah kalangan. Salah satunya Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas.

Anwar mengenang almarhum Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab disapa Buya Syafii, sebagai tokoh bangsa yang tidak haus harta dan kekuasaan.

"Buya Syafii boleh dikatakan sebagai seorang tokoh yang langka karena beliau dikenal sebagai tokoh yang tidak haus dengan harta dan kekuasaan. Hidup beliau boleh dikatakan terbilang sederhana sehingga banyak orang yang terkejut apabila berhadapan dengannya," kata dia, Jumat (27/5/2022), dikutip dari Antara.

Baca Juga:Tokoh Langka, Buya Syafii Maarif bukan Sosok Haus Kekuasaan

Selain itu, ia pun mengenang Syafii Maarif sebagai sosok yang pantang menyerah serta berprinsip dengan nilai-nilai ajaran agama yang tampak sangat kental mewarnai sikap dan kepribadiannya.

Dengan demikian, Buya Syafii akan selalu menyampaikan kebenaran dan meluruskan sesuatu yang dia anggap salah.

"Bagi beliau, apa yang dianggapnya benar ya disampaikannya dan kalau dia melihat ada sesuatu yang salah, maka akan dikritik dan diluruskannya," ujar dia.

Lebih lanjut, dia menyampaikan pengalaman paling berkesan saat ia bertemu dengan Buya Syafii, yakni saat mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu menyampaikan pidato pada beberapa tahun sebelum reformasi di hadapan kader-kader muda Muhammadiyah.

"Dari sekian banyak yang saya kagumi pada diri beliau, ada kata-katanya yang sangat berkesan bagi saya yang beliau sampaikan beberapa tahun sebelum reformasi di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, di depan kader-kader muda Muhammadiyah," kata dia.

Baca Juga:Ganjar Kenang Sosok Buya, Pernah Meminta Izin Untuk Isi Ceramah Ramadhan saat Mahasiswa

Pada saat itu, lanjutnya, Buya Syafii mengingatkan para kader muda Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah tidak hanya merupakan gerakan Islam, tajdid (pembaharuan), dan dakwah amar makruf nahi munkar (mengajak pada kebaikan dan melarang hal yang salah), tetapi juga sebagai gerakan ilmu.

"Oleh karena itu, karena ilmu itu isinya adalah kebenaran, maka Muhammadiyah harus berusaha keras untuk mencari dan menggali kebenaran, kemudian menegakkan dan memperjuangkannya, serta mempergunakan kebenaran tersebut dalam menjalankan aktivitas dan kegiatan pribadi ataupun organisasi, kata beliau (Buya Syafii)," ujar dia.

Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih sekaligus berdoa agar segala dosa Buya Syafii diampuni dan seluruh amal ibadahnya diterima Allah Swt..

"Kami sebagai generasi yang ada di belakangnya tentu tidak lupa menyampaikan terima kasih dengan doa semoga semua dosa buya diampuni dan semua amal ibadahnya diterima oleh Allah Swt..Aamiin," kata dia.

Almarhum Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, DI Yogyakarta.

Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, jenazah Syafii Maarif dimakamkan di Pemakaman Muhammadiyah di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Jumat sore.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini