Persiapan Jakarta Jadi Pusat Perekonomian Indonesia Setelah Tak Jadi Ibu Kota

Bank DKI disebutnya telah mengupayakan digitalisasi transaksi dan perekonomian.

Dwi Bowo Raharjo | Fakhri Fuadi Muflih
Senin, 12 September 2022 | 00:05 WIB
Persiapan Jakarta Jadi Pusat Perekonomian Indonesia Setelah Tak Jadi Ibu Kota
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan ketika status ibu kota pindah ke Nusantara, Jakarta harus tetap memiliki kekhususan sendiri, yakni sebagai pusat perekonomian. [Suara.com/Ummi HS].

SuaraJakarta.id - Pemprov DKI Jakarta menggelar kegiatan ekosistem digital bertajuk Cash Free Day Bank DKI di Thamrin 10 Food and Creative Park pada 9-11 September. Acara ini juga merupakan persiapan Jakarta menjadi pusat perekonomian Indonesia setelah tak berstatus ibu kota.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang hadir sekaligus menutup acara ini.

Riza menyebut ketika status ibu kota pindah ke Nusantara, Jakarta harus tetap memiliki kekhususan sendiri, yakni sebagai pusat perekonomian.

"Jakarta yang nanti sudah tidak lagi jadi Ibu Kota, kita sekarang sedang mengagas Jakarta sebagai daerah khusus pusat perekonomian, pusat bisnis, pusat perdagangan, hingga jasa," ujar Riza di lokasi, Minggu (11/9/2022).

Baca Juga:Klaim Kuasai 78 Kecamatan di DIY, SKI Yakin Raih 60 Persen Suara jika Anies Baswedan Jadi Capres

Lewat acara ini, Bank DKI disebutnya telah mengupayakan digitalisasi transaksi dan perekonomian.

"Bank DKI sebagai BUMD DKI Jakarta perbankan memang punya tugas pelayanan finansial perbankan di Jakarta dengan melakukan inovasi, kreatiftas, termasuk dalam bidang teknologi, digitalisasi, yang memang sekarang eranya," tuturnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama (Dirut) Bank DKI Fidri menilai digitalisasi perbankan sangat penting di zaman modern ini. Transformasi harus dilakukan mencakup sumber daya manusia lewat transaksi nontunai dalam aplikasi JakOne Mobile yang sudah pihaknya kembangkan.

Ilustrasi gedung perkantoran (Unsplash/Afif Kusuma)
Ilustrasi gedung perkantoran (Unsplash/Afif Kusuma)

"Kita bikin superapps JakOne Mobile, buka rekening sudah bisa juga lewat sini. Lalu, banyak segmen terdampak COVID-19, sehingga transaksi pakai mobile," jelasnya.

Ia juga menyebut saat ini penggunaan cash atau uang tunai semakin lama makin berkurang dengan adanya QRIS, sehingga perusahaan juga memiliki JakOne Pay.

Baca Juga:Jalanan Licin di Kota Tua Viral, Anies: Itu Motor yang Melanggar, Serobot Kawasan Pejalan Kaki!

"Segmen kita anak muda, mereka generasi penerus, dan semua sudah digital. Untuk mendukung peran anak muda, kita gelar aktivitas, tampilkan band, dan kompetisi tarian modern dengan visi yang indah, mulai SD kita masuk bagaimana tentang menabung, kenapa perlu menabung," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak