SuaraJakarta.id - Aksi longmarch dilakukan massa Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) dari Masjid Istiqlal menuju Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022) siang.
Mereka menggelar bertajuk Aksi 411 dengan salah satu tuntutannya meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mundur.
Sambil longmarch, massa kompak pekikan, 'Mundur..mundur..mundur Jokowi, mundur Jokowi sekarang juga'. Massa kemudian berkumpul di sekitar Patung Kuda hingga meluber ke jalanan.
Pantauan Suara.com, massa terpantau memakai atribut serba putih sambil membawa poster bertuliskan 'Jokowi Mundur'.
Baca Juga:Aksi 411 di Patung Kuda, Lantunan Dzikir hingga Lagu Indonesia Raya Bergema
Selain pekik Jokowi Mundur, massa Aksi 411 juga membawa spanduk besar bertuliskan "Jokowi Mundur".
Tulisan 'Jokowi Mundur' juga bertebaran di poster-poster kecil yang dibawa oleh massa Aksi 411.
"Jokowi mundur," teriak mereka dengan lantang.
"Jokowi segera mundur," teriak massa lainnya.
Aksi unjuk rasa diawali dengan membaca dzikir Ratib Al-Haddad secara bersama-sama hingga menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Baca Juga:Gelar Long March ke Kawasan Istana, Massa GNPR Kompak Pekik: Mundur Jokowi Sekarang Juga!
"Sebelum kita memulai aksi ini, mari kita baca Ratib Al-Haddad biar berkah," kata orator dari mobil komando.
Usai melantunkan dzikir secara bersama-sama, massa aksi melanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu orator.
Setelahnya agenda aksi dilanjutkan dengan melantunkan ayat suci Alquran.
Tuntutan Aksi 411
Kelompok GNPR terdiri dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas). Salah satunya Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Ketua PA 212, Slamet Maarif mengatakan aksi yang digelar secara damai itu membawa beberapa tuntutan. Salah satunya mendesak Presiden Jokowi untuk mundur dari jabatannya.
Tuntutan itu disuarakan karena sebelumnya ada kabar soal ijazah pendidikan Jokowi yang diduga palsu.
Terlebih Slamet mengatakan sampai saat ini pihak Istana belum bisa membuktikan keabsahan ijazah Jokowi. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan demo 411 dilakukan.
"Sampai hari ini kan belum ada tanggapan dan jawaban dari Istana atau Presiden yang belum bisa menunjukkan ijazah SD, SMP dan SMA sampai perguruan tinggi. Itu alasan kami menginginkan dan menyuarakan untuk legowo Pak Jokowi mundur," ujar Slamet dalam keterangannya pada Kamis (3/11/2022).