“Harapan kita semua bahwa peningkatan akibat adaptasi artificial intelligence juga bisa memberikan peluang-peluang baru untuk tenaga kerja yang tersingkirkan oleh adanya teknologi artificial intelligence,” tandas Ihsan.
Acara penghargaan IMACO tersebut juga dihadiri oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Abdullah Azwar Anas. Senada dengan pernyataan Ihsan, Abdullah mengungkapkan bahwa transformasi digital dapat mengakselerasi perkembangan bisnis.
“Akselerasi perkembangan bisnis itu penting untuk dilakukan secara komprehensif dengan mindset pengembangan perusahan yang lebih kuat akan memberikan dampak positif pada proses pertumbuhan ekonomi Indonesia secara terus menerus,” ujar Abdullah saat sesi keynote speech.
Abdullah menambahkan, salah satu kegiatan akselerasi pada birokrasi dalam bisnis menjadi jembatan untuk mengelola alur perkembangan usaha lebih terstruktur. Ia mengambil contoh birokrasi perusahaan.
“Salah satunya adalah menciptakan kelembagaan dan tata kelola birokrasi perusahaan yang efisien, efektif dan terintegrasi secara digital. Birokrasi yang akan menghasilkan transparansi dan akuntabel, sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat maupun stakeholder serta menumbuhkan jiwa sumber daya yang profesional dan berintegritas tinggi,” sambungnya.
Perwujudan akselerasi dan transformasi digital di sisi pemerintahan, Abdullah mengatakan, layanan kepegawaian dari 14 tahap, sekarang kita pangkas menjadi 3 tahap. Dari 4.313 kelompok jabatan sekarang kita pangkas saja tinggal 3 saja sehingga ini akan lebih lincah di dalam juga memberikan layanan kepada rakyat.
Lantas, bagaimana dengan indikator penilaian para pemenang penghargaan IMACO 2023? Secara umum, hasil penelitian berasal dari survei daring dengan 3.756 responden dari seluruh Indonesia yang berasal dari demografi yang beragam, serta mengandalkan metode desk research, media monitoring, laporan keuangan, dan publikasi kinerja perusahaan.
Lalu indikator penilaian terbagi menjadi empat indikator besar yakni reputasi, manfaat produk dan jasa, pola pikir kompetitif, dan pemanfaatan teknologi digital.
Lebih jelasnya, pertama, reputasi mengukur popularitas dan kepercayaan yang dipancarkan kepada tenaga kerja, masyarakat, dan stakeholders. Kedua, manfaat produk dan jasa yang diberikan yang mengukur bagaimana manfaat produk untuk memudahkan kehidupan konsumen.
Baca Juga:WIR Group Digandeng Sektor Bisnis Filipina untuk Dorong Transformasi Digital
Ketiga, pola pikir kompetitif mengukur pola pikir perusahaan yang berdaya saing nasional maupun global serta mengukur berbagai upaya perusahaan untuk menjadi market leader di industrinya.