Pola Kerja Pos Indonesia dalam Penyaluran Bansos Dinilai Efektif dan Memudahkan KPM

TKSK ini dibentuk oleh Kementerian Sosial dan bertugas membantu menyelenggarakan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan.

Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Kamis, 09 Mei 2024 | 15:41 WIB
Pola Kerja Pos Indonesia dalam Penyaluran Bansos Dinilai Efektif dan Memudahkan KPM
Dok: Pos Indonesia

SuaraJakarta.id - PT Pos Indonesia (Persero) sejak beberapa tahun terakhir menjadi mitra penyaluran beragam bantuan sosial (bansos) oleh Kementerian Sosial. Kehadiran Pos Indonesia dinilai sangat memudahkan pencairan dana bansos, efektif, tepat waktu, dan tentunya akuntabel.

Penyaluran bansos yang masih berjalan hingga saat ini ialah bansos sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH). Dalam menyukseskan penyaluran bansos hingga tercapai target 100 persen, Pos Indonesia berkoordinasi dengan aparat pemerintahan setempat, aparat keamanan, dan yang tak kalah penting ialah koordinasi dengan pendamping Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).

TKSK ini dibentuk oleh Kementerian Sosial dan bertugas membantu menyelenggarakan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan. Mereka bertugas menyosialisasikan segala hal terkait penyaluran bansos kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). TKSK membantu menyampaikan undangan pencairan bansos kepada KPM, dan juga membantu memastikan bahwa dana bansos jatuh ke tangan yang tepat.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut TKSK kerap berkoordinasi dengan Kantorpos selaku perpanjangan tangan penyaluran bansos dari Kementerian Sosial. Para pendamping TKSK tersebut menilai kehadiran Pos Indonesia memudahkan penyaluran bansos.

Baca Juga:Kunjungi Kantorpos Manado, Presiden Jokowi Apresiasi Penyaluran BLT El Nino Berjalan Lancar

“Manfaat layanan Pos Indonesia kepada masyarakat besar sekali. Proses pengambilan tidak lama. Kalau antrean biasa lah itu karena yang mengambil banyak. Ketika proses pencairan termasuk cepat. Selain itu juga Terlindungi, maksudnya tidak di tempat terbuka jadi masyarakat nyaman,” kata pendamping TKSK Caly Defiyanto.

Selama ini, kata Caly, kerja sama TKSK dengan Kantorpos terjalin baik. Data KPM yang diberikan oleh Kantorpos pun sesuai.

“Jelang penyaluran bansos biasanya kami mendapat pemberitahuan bahwa akan ada penyaluran. Kantorpos memberikan data-data serta waktu penyaluran,” katanya.

Kemudian pada hari H penyaluran bansos, Caly menjelaskan prosesnya efisien dan efektif.

“Kecepatan Pos dalam penyaluran bagus sekali. Masyarakat tidak perlu banyak birokrasi. KPM cukup datang ke Kantorpos, registrasi, foto, langsung cair dana bansosnya. Dan yang paling penting dana bansos diterima tanpa ada potongan,” ujarnya.

Baca Juga:Keandalan Pos Indonesia dalam Penyaluran Bantuan CBP

Selain disalurkan melalui Kantorpos, Pos Indonesia memiliki metode penyaluran melalui komunitas dan diantarkan langsung ke rumah KPM (door to door).

“Penyaluran di komunitas biasanya dilakukan di kantor kelurahan. Pelayanan pencairannya sama seperti di Kantorpos, cuma rayonnya saja yang dipindah ke kelurahan,” tuturnya.

Caly mengaku salut dengan metode penyaluran door to door yang dilakukan Pos Indonesia. Layanan pengantaran dana bansos ke rumah KPM ini hanya diberikan kepada KPM yang sedang sakit, lansia, dan disabilitas. 

“Layanan door to door ini luar biasa sekali. Ada beberapa KPM yang tidak bisa datang ke Kantorpos, mungkin karena sakit atau ada keperluan lain. Nah, itu petugas Kantorpos home visit. Saya sangat mengapresiasi,” ucapnya.

Pendamping TKSK lainnya, Eti Kurniasih dari Kecamatan Andir Kota Bandung, juga memberikan penilaian positif terhadap pelayanan Kantorpos. Apalagi Eti sudah bertugas sebagai TKSK selama 15 tahun. Dia bisa membandingkan kinerja penyaluran yang dilakukan Pos Indonesia dengan Bank Himbara.

“Saya jadi pendamping TKSK sejak 2009 sampai sekarang, 15 tahun. Alhamdulillah dengan Kantorpos, saya bisa monitoring bantuan ini. Sebelum dengan Kantorpos kan melalui bank, saya merasa saat itu datanya kurang informasi. Kalau koordinasi dan pendataan oleh Pos Indonesia bagus, lebih efektif. Biasanya setelah ada konfirmasi dari Kantorpos melalui WhatsApp, saya koordinasi dengan pihak kecamatan, dari pihak kecamatan diteruskan ke kelurahan. Kemudian pihak kelurahan langsung ke pihak wilayah RT/RW,” kata Eti.

Dalam penyaluran bansos saat ini Eti mendampingi sekitar seribu KPM. “Untuk dana bansos sembako melalui Kantorpos saya mendampingi 1.080 KPM. Kalau yang irisan bansos sembako dan PKH kemarin 102 KPM,” ujarnya. 

Pencairan dana bansos di Kantorpos, kata Eti, lebih aman dan tepat sasaran jika dibandingkan dengan penyaluran dana bansos melalui kartu ATM.  

“Kalau dibandingkan dengan kartu, lebih efektif melalui barcode karena ini langsung diterima oleh KPM atau anggota keluarga yang satu Kartu Keluarga (KK). Kemudian disosialisasikan kepada KPM untuk segera dibelanjakan sembako. Kalau pakai kartu, saya tidak bisa monitoring siapa yang dapat, siapa yang enggak. Mana yang sudah diambil, mana yang belum. Kalau pencairan di Kantorpos saya bisa lihat sendiri,” tuturnya.

Eti bahkan menegaskan dirinya lebih puas dengan pencairan dana bansos yang dilakukan melalui Pos Indonesia.

“Setelah saya lihat sendiri dari orangnya langsung atau diwakili dari anggota keluarga di KK yang sama, dana diterima tanpa ada potongan. KPM biasanya langsung membelanjakan sembako dan ada juga yang kirim foto-foto belanjanya ke saya. Alhamdulillah, dengan bantuan Kantorpos pencairan bansos ini lancar dan efektif,” kata dia.

Door to Door agar Semua KPM Terima Bansos

Sementara itu, Executive General Manager Kantorpos KCU Bandung Arif Yudha menjelaskan alur kerja penyaluran dana bansos dan persiapan yang dilakukan petugas Kantorpos. 

“Kita melakukan koordinasi dulu dengan pemerintah setempat baik itu dengan Dinsos di kecamatan maupun desa/kota. Setelah itu kita membagikan surat pemberitahuan kepada KPM,” kata Arif.

Koordinasi dengan pendamping TKSK, sebut Arif, berjalan lancar. TKSK sangat membantu mengedukasi dan menyosialisasikan penyaluran bansos kepada KPM. TKSK juga melaporkan jika terdapat KPM yang belum menerima bansos.

“TKSK selalu menyampaikan informasi. Misalnya ada yang belum tersalurkan, mereka langsung laporkan. Kami juga melakukan verifikasi bersama dengan pemerintah setempat apakah penerima ini pindah, sudah meninggal, keluar kota, dan lainnya, sehingga kita bisa memperbarui data,” ucap Arif. 

Seperti telah dijabarkan di atas, Pos Indonesia menjalankan penyaluran bansos melalui tiga metode, yakni dibagikan di Kantorpos, komunitas, dan diantarkan ke rumah KPM (door to door). 

Untuk layanan door to door, Arif mengatakan dilakukan demi memastikan seluruh KPM menerima bansos.

“Kita ingin proses pembayaran tersalurkan semuanya 100 persen, sehingga kita berupaya mendatangi, mendekatkan ke masyarakat. Terutama prioritas kepada yang sakit, disabilitas, lansia. Kalau ada pemintaan khusus karena terlalu jauh ke komunitas di Kota Bandung, kita layani,” ujarnya.

Tak hanya itu untuk memastikan penyaluran bansos tepat sasaran, tepat waktu, dan akuntabel, Pos Indonesia menyediakan aplikasi PGC. Aplikasi ini digunakan oleh petugas Pos saat menyalurkan bansos. Melalui aplikasi PGC akan terlihat titik koordinat penyaluran, foto penerima bansos, dan foto rumahnya jika penyaluran dilakukan secara door to door.

“Aplikasi PGC pada prinsipnya sudah digital karena sudah menggunakan sistem yang terpusat. Saat pembayaran kita menggunakan smartphone, penerima difoto, real time, sehingga pemberi kerja bisa memantau penyaluran bansos ini,” kata Arif.

Atas kinerja Pos Indonesia yang all out tersebut, Arif berharap pemerintah daerah/kota senantiasa memberikan dukungan agar penyaluran bansos berjalan lancar.

“Kami berharap dukungan yang selama ini diberikan oleh pemerintah daerah/kota tetap diberikan kepada kami dalam rangka menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Kami punya cabang di sejumlah tempat sehingga lebih mudah menjangkau masyarakat sehingga tepat waktu dan akuntabel,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini