Waspada! Kasus DBD di Jakbar Naik Sejak Januari, Kelembapan Suhu Jadi Penyebab

Di mana kelembapan optimum untuk nyamuk berada pada kisaran 71 persen sampai dengan 83 persen,"

Bangun Santoso | Faqih Fathurrahman
Selasa, 15 April 2025 | 15:13 WIB
Waspada! Kasus DBD di Jakbar Naik Sejak Januari, Kelembapan Suhu Jadi Penyebab
Ilustrasi DBD. (Pixabay/wikiImages)

Sudinkes Jaksel juga mencatat Jagakarsa menjadi kecamatan dengan DBD tertinggi yakni 71 kasus dan Tebet menjadi kecamatan dengan DBD terendah yakni 14 kasus.

Jika dibandingkan dengan bulan April 2024 lalu, kasus DBD di Jaksel pada periode yang sama, yakni Januari hingga pertengahan April ini terbilang menurun.

"Januari hingga pertengahan April 2024 lalu tercatat 1.302 kasus, sedangkan Januari hingga pertengahan April 2025 sebanyak 428 kasus," ucapnya.

Sepanjang 2024, Mampang Prapatan menjadi kecamatan tertinggi DBD dengan 322 kasus dan Cilandak menjadi kecamatan terendah dengan 168 kasus.

Baca Juga:Wagub Jakarta Rano Karno Minta Warga Waspadai DBD

Beragam upaya Suku Dinas Jakarta Selatan menangani DBD di wilayahnya, di antaranya memaksimalkan peran kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dua kal seminggu.

Lalu, melakukan pengasapan atau fogging di lingkungan sekolah dan pemukiman warga, serta sosialisasi kepada warga tentang pencegahan DBD, termasuk juga praktek pembuatan perangkap nyamuk (Flytrap) di sejumlah sekolah.

Berdasarkan data yang dihimpun, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menangani 2.301 kasus DBD hingga April 2025. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan April tahun lalu dimana ada 3.164 kasus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak