Upacara Wisudhi Trisarana di Wihara Ekayana Arama, Berikut Makna dan Prosesinya

Upacara Wisudhi Trisarana dilakukan dan dibimbing langsung oleh Kepala Wihara Ekayana Arama Y.A. Bhiksu Aryamaitri.

Hairul Alwan
Kamis, 01 Mei 2025 | 19:38 WIB
Upacara Wisudhi Trisarana di Wihara Ekayana Arama, Berikut Makna dan Prosesinya
Kepala Wihara Ekayana Arama Y.A. Bhiksu Aryamaitri memimpin Upacara Wisudhi Trisarana, Kamis 1 Mei 2025. [Wivy Hikmatullah/SuaraJakarta.id]

SuaraJakarta.id - Ratusan umat Budha mengikuti Upacara Wisudhi Trisarana menjelang Hari Raya Waisak yang jatuh pada 12 Mei 2025 mendatang. Mereka mengikuti Wisudhi Trisarana tersebut di Wihara Ekayana Arama di Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta.  

Prosesi upacara Wisudhi Trisarana dilakukan dan dibimbing langsung oleh Kepala Wihara Ekayana Arama Y.A. Bhiksu Aryamaitri yang juga merupakan Guru Wisudhi dengan penuh khusyuk.

Bhiksu Aryamaitri Mahasthawira mengatakan, Wisudhi Trisarana dilakukan menyambut Hari Tri Suci Waisak 2569 T.B/2025. Sebanyak 600 Upasaka dan Upasika tampak khitmat mengikuti upacara Wisudhi Trisarana, Kamis 1 Mei 2025. 

Diketahui, Upasaka dan Upasika adalah istilah dalam agama Buddha yang merujuk pada umat awam yang telah menerima ajaran Buddha dan berlindung pada Tiga Permata (Buddha, Dhamma, dan Sangha). 

Baca Juga:Pramono Bakal Tertibkan Jalur Sepeda hingga Pedestrian Jakarta yang Digunakan Parkir Liar

Bhiksu Aryamaitri Mahasthawira mengatakan, kegiatan sakral ini diikuti lebih dari 600 peserta dari berbagai usia dan latar belakang, sebagai bagian dari pembinaan spiritual yang mendalam menuju hari Waisak.

"Wisudhi, yang berasal dari bahasa Pali visuddhi, berarti “pemurnian”, merupakan upacara pengambilan atau pembaharuan Sla (sila)—lima latihan moral dasar bagi umat Buddha untuk menumbuhkan disiplin batin dan memperkuat komitmen dalam menjalankan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari," katanya melalui keterangan tertulisnya. 

Dalam upacara Wisudhi, umat juga menyatakan tekad untuk berlindung kepada Tiga Permata: Buddha, Dharma, dan Sangha. 

"Ini menjadi momen penting untuk memperdalam pengertian spiritual, serta meneguhkan niat dalam menjalani hidup secara sadar dan bijaksana," kata Bhiksu Aryamaitri Mahasthawira.

"Pelaksanaan Wisudhi menjadi bentuk nyata dari kesiapan batin umat Buddha dalam menyambut Waisak, yang memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddhartha Gautama: kelahiran, pencapaian Pencerahan Agung, dan Parinirwana (wafatnya)," imbuhnya.

Baca Juga:Geger di Gedung DPRD DKI Jakarta, Inisial 'NS' Diduga Pelaku Pelecehan, Siapa Dia?

Kata Bhiksu Aryamaitri Mahasthawira, melalui upacara Wisudhi Trisarana, peserta diharapkan mampu memancarkan kualitas hidup yang penuh welas asih, toleransi, dan keharmonisan, baik bagi diri sendiri maupun masyarakat luas.

"Semoga dengan pertanyaan tekad berlindung kepada Triratna, serta tekad melaksanakan Pancasila Buddhis, semua peserta Wisudhi dapat semakin tumbuh keyakinannya dan menjadi umat Buddha sejati," pungkasnya.

Makna dan Prosesi dalam Agama Buddha

Diketahui, upacara Wisudhi Trisarana merupakan salah satu ritual penting dalam tradisi agama Buddha, khususnya sebagai inisiasi atau pernyataan resmi seseorang menjadi umat Buddha. 

Kata 'Wisudhi' berarti penyucian, sedangkan "Trisarana" merujuk pada "Tiga Perlindungan", yaitu berlindung kepada Buddha, Dhamma (ajaran), dan Sangha (komunitas bhikkhu/umat).

Melalui upacara Wisudhi Trisarana, seseorang secara sadar dan sukarela mengikrarkan diri untuk menjadikan Tiga Perlindungan sebagai pedoman hidup spiritualnya.

Upacara ini umumnya dilakukan oleh mereka yang baru mengenal ajaran Buddha atau ingin secara resmi menjadi bagian dari komunitas umat Buddha.

Prosesi Wisudhi Trisarana biasanya dipimpin oleh seorang Bhikkhu senior atau pemuka agama Buddha, dan dilakukan dalam suasana sakral di vihara atau tempat ibadah Buddha.

Dalam pelaksanaannya, peserta akan membaca ikrar Trisarana dan Pancasila Buddhis (lima latihan moral) di hadapan Bhikkhu. Setelah itu, dilakukan pemberkatan sebagai simbol penyucian batin dan awal perjalanan spiritual. 

Pakaian putih sering dikenakan peserta sebagai lambang kemurnian dan niat tulus dalam berlatih Dhamma.

Makna terdalam dari Wisudhi Trisarana bukan sekadar prosesi seremonial, melainkan komitmen batin untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna dengan menjadikan Buddha sebagai guru, Dhamma sebagai petunjuk jalan, dan Sangha sebagai teman spiritual.

Upacara ini mencerminkan langkah awal dalam perjalanan seorang Buddhis menuju pembebasan batin, yang ditandai dengan kesadaran, sila (moralitas), dan tekad untuk menghindari perbuatan tidak baik serta mengembangkan kebajikan.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini