SuaraJakarta.id - Banyak mitos kesehatan yang beredar di masyarakat, salah satunya mitos yang mengatakan bahwa cabut gigi terutama gigi bagian atas dapat menyebabkan kebutaan. Tapi benarkah begitu?
Dikatakan dokter Spesialis Bedah Mulut drg. Jenny Gustasiana, Sp.BM, M.Kes, kesimpulan itu muncul karena adanya kaitan antara saraf gigi terutama gigi atas dengan saraf bagian mata.
Karena itu kata Jenny, infeksi yang terjadi pada gigi harusnya di waspadai. Khususnya gigi bagian atas yang berhubungan dengan saraf mata.
Itu juga alasan mengapa saat terjadi sakit gigi bagian atas, pada beberapa kasus bisa menyebabkan pembengkakan di area mata. "Apalagi (sakit) gigi atas, itu bisa bengkaknya sampai di bawah mata. Itu yang lebih berbahaya daripada pencabutanya gigi itu sendiri," ujar drg. Jenny dalam LIVE IG Eka Hospital beberapa waktu lalu.
Baca Juga: WHO Minta Hindari Pergi Ke Dokter Gigi Saat Pandemi, Kenapa?
Ia juga memastikan risiko kebutaan tidak akan terjadi selama pencabutan gigi dilakukan dengan benar oleh ahli di rumah sakit atau klinik gigi tersertifikasi dan dilakukan dengan prosedur yang tepat.
"Pencabutan gigi kalau kita lakukan dengan baik dan benar dan bisa kita monitor hingga sembuh itu aman," jamin drg. Jenny.
Dibanding proses cabut gigi itu sendiri, infeksi dan nyeri gigi yang tidak terkontrol merupakan hal yang lebih mengkhawatirkan. Mengingat infeksi gigi yang terkontaminasi bakteri atau kuman tidak bisa sangat diprediksi penyebarannya dan risikonya.
"Tapi infeksi gigi yang kita biarkan kita gak bisa kontrol itu infeksinya lari kemana, itu lebih berbahaya. Jadi sebaiknya jika memang ada gigi yang nggak bisa diipertahankan lagi ,diambil saja (cabut)," terangnya.
Meski demikian, dokter yang berpraktik di Eka Hospital Bekasi itu menyebutkan tidak semua sakit gigi harus langsung mendapat tindakan cabut ggi. Dokter biasanya akan mengobati atau meredakan nyerinya terlebih dahulu baru kemudian memberikan opsi cabut.
Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Asal-Usul Kalsium Pembentuk Tulang dan Gigi Manusia
"Kalau misalnya gigi sudah hancur hingga menyebabkan nanah, antibiotik semua sudah masuk (dikonsumsi) sebaiknya diambil (cabut). Jadi kita gak bisa bilang kalau bengkak gak boleh diambil. Lihat dulu kondisinya seperti apa," tutupnya.
Berita Terkait
-
Nyeri Leher karena Salah Tidur? Ini Cara Mengatasinya
-
Giginya Dicabut Tanpa Anastesi, Seorang Wanita Nekat Lompat dari Atap Rumah Sakit
-
Lupa Naruh Kunci? Awas! Dokter Sebut Ini Gejala Awal Demensia, Cegah dengan 5 Pola Hidup Ini
-
Tubuh Miring dan Nyeri Punggung Saat Tua? Bisa Jadi Tanda Skoliosis Degeneratif!
-
Saraf Kejepit, Wali Kota Serang Tidak Ikut Retret di Magelang
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Kebocoran Dana Bank DKI, Politisi PSI Desak BPK dan OJK Turun Tangan Lakukan Audit
-
Gubernur Pramono Singgung Performa Inkonsisten Rizky Ridho di Persija: Di Timnas Mainnya Bagus
-
Halal Bihalal Berujung 'Sidang', Gubernur Pramono Tanya Biang Kerok Performa Persija Jeblok
-
Janji Tinggal Janji? Warga Kampung Bayam Gigit Jari, Kunci KSB dari Gubernur Pramono Cuma Simbolis!
-
Banten-Jakarta Berbagi Macet hingga Banjir, Andra Soni Cs Temui Pramono Anung di Balai Kota