Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 27 Agustus 2020 | 15:47 WIB
Tante korban pembunuhan, Hayati, Ruswati. (Suara.com/Irfan)

SuaraJakarta.id - Sejumlah fakta baru terungkap dari pembunuhan Hayati, janda muda yang tewas mengenaskan di sebuah kontrakan pacarnya di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Fakta-fakta tersebut diketahui dari keluarga dekatnya.

Janda Hayati ini diduga dibunuh pacarnya sendiri, MN. Hayati dibunuh dengan mengenaskan, disabet celurit, lalu mayatnya diitekuk dimasukan ke karung dan dilakban.

Fakta lain terungkap saat Suara.com mendatangi Ruswati, tante Hayati. Dari pengakuan Ruswati, Hayati masih mempunyai suami hasil pernikahannya yang kedua.

Dengan MN, Hayati berpacaran. Namun hubungannya tidak direstui. Lantaran Hayati dan NM masing-masing telah memiliki pasangan sah.

Baca Juga: Tewas Dibungkus Karung, Ternyata Janda Hayati Lagi Hamil 2 Bulan

"Sudah dinasehatin, sudah cinta tapi masih berhubungan. Dia (pelaku) kan sudah punya istri. Ponakan saya juga punya suami," ujar Ruswati.

Sebelum kejadian pembunuhan tersebut, Hayati sempat berpamitan dengan keluarga untuk pulang ke kampung halamannya di Karawang, Jawa Barat.

Setelah itu Hayati tidak berkabar.

"Katanya mau pamit pulang kampung. Dia pergi sendiri ke rumah nenek setelah itu ga ada kabar," kata Ruswati.

Ternyata kepergian Hayati ke kampung halaman hanya akal-akalannya saja. Hayati mendatangi MN ke rumah kontrakanya di Kampung Kebantenan, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel.

Baca Juga: Sosok Hayati, Korban pembunuhan Kejam, Mayat Ditekuk Dimasukan ke Karung

"Jadi ada orang kontrakan sana (Kota Tangsel) datang ke sini temuni adik korban. Dia bilang yang tabah kakak kamu meninggal," jelasnya.

Sang tante juga bercerita sosok Hayati ini pendiam. Bahkan Hayati yang merupakan janda muda itu sosoknya tertutup dan jarang bercerita.

Saat dibunuh, Hayati tengah berbadan dua. Itu diketahui saat diotopsi.

"Tahunya saat dia meninggal aja ramai itu. Mungkin ibunya tahu kali," ujar Ruswati.

Sayang saat didatangi, kedua orangtua Hayati sedang tidak ada di tempat.

Keduanya telah pulang kampung halamannya di Karawang sehari sebelumnya untuk menyemayamkan Hayati.

Ruswati mengetahui kabar meninggalnya Hayati dari seseorang yang datang kerumahnya. Menurutnya, selama ini Hayati pun belum pernah terlibat cek cok dengan siapa pun.

"Nggak pernah cek cok tuh. Cuma katanya dia sempet pamit aja ke rumah kakeknya tapi nggak ada kabar lagi setelah itu," katanya.

Hal senada diungkapkan oleh tetangga Hayati, Marni. Hayati dikenal sebagai sosok yang jarang bergaul dengan tetangga.

"Kalau negor ya negor aja. Biasa nganter anak sekolah negor. Nggak begitu akrab," ujarnya.

Lalu, Suara.com juga menemui Ketua RT 004 RW 013, Kelurahan Paninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Bambang Munadi. Di sana tempat Hayati tinggal.

Si RT cerita Hayati ini sebenarnya telah menikah 2 kali. Dari hasil pernikahannya yang pertama wanita 31 tahun ini dikarunai anak bernisial RA (9). Dengan suaminya yang pertama Hayati bercerai kemudian menikah lagi dengan pria berinisial A.

"Sudah 6 bulanan, tapi nikah siri," ujar Bambang.

Namun, status keduanya baru terbongkar sekira 2 bulan lalu. Lantaran, baik Hayati, suaminya, maupun keluarga sempat menutupi status pernikahan siri keduanya.

"Katanya kan baru calon tapi kok tinggal serumah. Saya tegasin ini calon apa bukan. Katanya sudah suami istri tapi nikah siri. Kalau gitu harusnya bilang dong," kata Bambang.

Kamudian, keduanya memutuskan untuk pindah rumah kontrakan. Dari di Kelurahan Paninggilan RT 004 RW 13 nomor 27 ke Jalan Sukarela, masih di wilayah yang sama. Namun kepindahan keduanya juga tak ada komunikasi dengan RT setempat.

"Awalnya saya bingung, kenapa ini kok pindah kesana gak bilang. Saya nyariin waktu acara bansos, nama mereka kan ada. Bilang-bilang kalo pindah dong," kata Bambang.

Bambang menuturkan kalau kesulitan saat berkomunikasi dengan suami siri MN.

"Seperti orang linglung kalo diajak ngomong. Kita ngomong A dia jawab B. Bingung saya sikapinnya," kata Bambang.

Bambang mengungkapkan kalau sebenarnya Hayati juga bukan merupakan warga Kecamatan Ciledug. Hayati merupakan warga Karawang.

"Yang warga sini orangtuanya. Dia belum ngurus itu KTP nya," pungkasnya.

Kontributor : Irfan Maulana

Load More