Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 27 Agustus 2020 | 16:45 WIB
Warga bersepeda saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan Layang Non Tol Antarasari, Jakarta, Minggu (28/6). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta jalan tol lingkar dalam ditutup demi disulap jadi jalur sepeda khusus jenis road bike mendapatkan pertentangan dari komunitas.

Kebijakan ini dinilai bakal jadi ajang pembunuhan massal bagi pesepeda saat sudah mulai dijalankan. Wakil Ketua Umum Bidang Komunitas Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Toto Ame menilai tidak mungkin jalan tol akan ditutup sepenuhnya untuk pesepeda. Menurutnya jika pesepeda dan kendaraan hanya dibatasi cone plastik, maka akan menjadi berbahaya.

"Kalau hanya satu ruas dan dibatasi pakai traffic cone gitu, sama saja pembunuhan massal," ujar Toto saat dikonfirmasi, Kamis (27/8/2020).

Menurutnya meski diberikan pembatas, namun kendaraan di jalan tol memiliki kecepatan di atas 50 km per jam.

Baca Juga: Anies Minta Ruas Tol untuk Jalur Sepeda, Polisi Tunggu Jawaban PUPR

Hal ini disebutnya keberadaan pesepeda di tengah mobil yang melaju kencang akan rawan kecelakaan.

"Kalau pengemudinya hilaf dan ngga alert, sangat riskan terjadi kecelakaan," tuturnya.

Toto menilai jika nantinya jalan tol ditutup sepenuhnya tanpa anda kendaraan sama sekali, maka akan menjadi lintasan yang bagus untuk road bike.

"Kalau misalnya jalan tol ditutup sama sekali, tidak ada kendaraan bermotor hanya sepeda, itu oke banget, tapi kan kayaknya enggak mungkin kayak gitu," jelas Toto.

Ia menyebut sudah bertanya pada anggotanya dan mengaku tidak ada yang pernah mengajukan permintaan mengubah jalan tol jadi trek sepeda. Karena itu ia meminta agar Anies memaksimalkan jalur yang sudah ada saja.

Baca Juga: Tolak Kasasi Pengembang, MA Izinkan Anies Cabut Izin Reklamasi Pulau M

"Jangan bikin kebijakan yang aneh-aneh deh. yang ada aja dioptimalkan," pungkasnya.

Load More