Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 03 September 2020 | 20:02 WIB
Anak-anak korban penggusuran membawa sisa-sisa barang dari rumah mereka di Kampung Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, pasca digusur, Kamis (3/9/2020). [Suara.com/Irfan Maulana]

"Cucu saya juga. Anak setahun setengah udah paham. Nanya dia rumahnya mau diancurin ya kata dia. Kesian saya," ujarnya.

Sebagian dari mereka, kata Amin, bahkan ada yang jatuh sakit.

"Panas dingin itu ada, pas penggusuran," tuturnya.

Tangisan itu puncaknya terjadi saat penggusuran, Selasa (1/9/2020) lalu. Mereka diusir paksa.

Baca Juga: Tak Ada Pemasukan, Warga Benda Korban Penggusuran Cari Donasi di Jalan

Sementara masih banyak alat-alat rumah tangga di dalam rumah mereka. Lantaran hanya dikasih waktu 1 jam saja.

"Ibu-ibu pada pingsan. Anak-anak pada nangis. Bayangkan, kita cuma dikasih waktu 1 jam saja untuk ngeluarin perabotan," jelasnya.

Warga Benda, Kota Tangerang, yang menjadi korban penggusuran meminta donasi kepada para pengendara yang melintasi Jalan Husein Sastra Negara, Kamis (3/9/2020). [Suara.com/Irfan Maulana]

Terapi pemulihan trauma atau trauma healing, kata Amin, sangat diperlukan bagi anak-anak terdampak pembangunan proyek Tol JORR 2.

"Sangat butuh kalau itu (trauma healing). Biar mereka kembali semangat, enggak nangis lagi, enggak trauma lagi," pungkasnya.

Kontributor : Irfan Maulana

Baca Juga: Jadi Korban Penggusuran Tol JORR 2, Bocah Ahmad: Trauma Om, Banyak Tentara

Load More