Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 05 September 2020 | 08:05 WIB
Aktivis Bank Sasuci saat menemukan limbah yang diduga bekas penanganan Covid-19 di aliran Sungai Cisadane, Jumat (4/9/2020). [Suara.com/Irfan Maulana]

Hanya masker, sarung tangan dan sepatu boot. Tanpa mengenakan baju hazmat. Riskan memang, namun kepedulian mereka dengan Sungai Cisadane mengalahkan rasa takut itu.

"Manusia tanpa emas dan berlian masih bisa hidup. Tapi tanpa air akan mati. Air ini sumber kehidupan makhluk hidup," ujar Ari, sapaan Hari Septian Taha.

Hal yang sama juga dirasakan Muhammad Lukman, aktivis Bank Sasuci lainnya.

Kegiatan ini merupakan panggilan hatinya. Dia gusar ketika melihat sumber kehidupan tercemar dengan limbah.

Baca Juga: Patroli Sampah Medis di Sungai Cisadane

"Kalau bukan kita siapa lagi," kata dia.

Dia mengatakan temuan limbah B3 dari Fasyankes ini menjadi pelajaran baik untuk masyarakat, Pemerintah Daerah ataupun pusat.

Terlepas bekas penanganan Covid-19 atau bukan, limbah ini masuk kategori B3.

"Limbah B3 sangat berbahaya. Ada aturan khusus untuk pengelolaannya," kata Lukman.

Buluk sapaannya, berharap temuan ini menjadi perhatian bagi Pemerintah terkait pengelolaan limbah medis.

Baca Juga: HOROR Limbah Medis COVID-19 Ditemukan Lagi di Sungai Cisadane Tangerang

"Ini demi keberlangsungan hidup kita. Saya berharap pemerintah bisa tegas dalam menindak oknum yang membuang limbah medis. Juga limbah-limbah lainnya," jelasnya.

Load More