SuaraJakarta.id - Cuaca terik menyelimuti Tempat Pemakaman Umum (TPU) Buniayu, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang. Mentari tepat berada di atas kepala. Namun, itu tidak menggoyahkan empat penggali gali kubur di TPU Buniayu untuk bertugas.
Haerun, salah satunya. Meskipun sinar mentari begitu terasa menyengat di kulitnya, ia tetap semangat menjalani tugasnya sebagai penggali kubur.
"Cuacanya kayak gini panasnya minta ampun. Tapi tetap harus dijalani saja, sudah kerjaan," ujarnya saat ditemui SuaraJakarta.id di lokasi.
Pekerjaan tukang gali kubur adalah mata pencarian utama bagi Elung, sapaan Haerun. Pekerjaan ini bukan hanya berjibaku dengan teriknya matahari.
Tapi, Elung juga harus 'berperang' terhadap virus Covid-19. Ya, bapak anak tiga ini menjadi penggali kubur untuk jenazah korban Covid-19.
Alhasil, tidak seperti tukang gali kubur yang pada umumnya. Elung harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat prosesi memakamkan jenazah Covid-19.
"Saya harus pakai APD. Padahal, saat turun ke dalam kubur menggali itu mabok, badan panas. Tapi mau bagaimana lagi, harus dipakai," ungkapnya.
Elung tak menampik pekerjaan yang dilakukannya sangat berat. Tapi, kata dia, hal tersebut terasa ringan jika dikerjakan dengan tulus.
Terlebih, dalam setiap melakukan pekerjaan tersebut, Elung tidak bekerja sendirian, dilakukan dengan satu tim.
Baca Juga: Ratusan PNS di Kabupaten Tangerang Diusulkan Naik Pangkat, Ini Rinciannya
"Jadi gali kuburannya enggak sendiri. Tapi empat orang langsung menggali bersama-sama, jadi terasa ringan," tuturnya.
"Kemudian, kami selalu sudah menyediakan stok lobang (liang kubur). Jadi ketika ada jenazah yang datang, tinggal menggali sedikit saja kalau ada kurang," paparnya.
Belum sampai satu jam, tetiba jenazah korban Covid-19 datang. Hal itu ditandai suara sirine ambulans yang masuk ke dalam area TPU.
Elung bersama tiga rekannya langsung sigap memakai baju hazmat, sarung tangan, masker, hingga face shield atau alat pelindung wajah.
Perlengkapan tersebut sudah disediakan oleh Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pemakaman Kabupaten Tangerang.
Pantauan SuaraJakarta.id, empat penggali kubur itu bahu-membahu menggali tanah. Jenazahnya masih di dalam ambulans.
Tag
Berita Terkait
-
TPA Jatiwaringin Kritis, Tersisa 6 Hektar dari 31 Hektar Lahan
-
Renovasi Tuntas! Indomilk Arena Kini Lebih Megah dan Ramah Disabilitas
-
Usai Viral, KKP Setop Pemagaran Laut Ilegal di Tangerang Gegara Rusak Ekosistem
-
Buntut Kisruh Apdesi Vs Said Didu, Mendes Yandri Soesanto Ingatkan Kades Tak Cawe-cawe Pembebasan Lahan
-
Said Didu Tolak Mediasi dengan Apdesi: Apanya yang Dimediasi
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Dulu Tak Layak, Puluhan Rumah di Tangerang yang Dibedah Bikin Warga Semringah
-
Cara Mudah Klaim DANA Kaget Rp249 Ribu Langsung Cair, Jangan Sampai Ketinggalan
-
Mas Dhito Kembali Masukkan Fragmen Kepala Ganesha yang Hilang ke Museum
-
Transjakarta Uji Coba Fungsional Halte Bundaran Senayan Pascademo
-
Warga Gotong Royong Bersihkan Kantor Pemkab, Mas Dhito: Kita Bersama Jaga Rumah Rakyat