SuaraJakarta.id - Analis dan Penulis @pandemitalks Firdza Radiany mengungkapkan ada tiga faktor yang menyebabkan masifnya klaster keluarga di sejumlah daerah.
Firdza menuturkan faktor utama yang menyebabkan munculnya klaster keluarga karena masih adanya orang tua yang membiarkan anak bermain bersama di sekitar lingkungannya.
"Keluarga yang menyebabkan masif adalah nomor satu yang sama hal ini orang tua membiarkan anak bermain bersama jalan kompleks karena anak-anak ini dalam jurnal ilmiah terbukti setelah berperan sebagai pembawa virus virus," ujar Firdza dalam diskusi Transmisi Covid-19 mulai ancam unit sosial terkecil, Klaster Keluarga bermunculan dari siaran Youtube BNPB, Senin (7/9/2020).
Kemudian faktor kedua masih banyak warga yang berkumpul baik itu arisan, kegiatan agama baik olahraga main tenis dan badminton yang dapat mempercepat penularan klaster keluarga.
"Warga masih sering berkumpul ya aktivitasnya seperti silaturahim, arisan keluarga, kegiatan agama atau bahkan main pingpong, badminton," kata Firdza.
Faktor penyebab klaster keluarga ketiga yaitu melakukan aktivitas liburan ke zona merah yang juga dapat membawa virus ke dalam keluarga.
"Kondisinya seperti ini warga warga ini masih melakukan liburan ke teman-teman zona merah. Jadi dia balik ke dalam lingkungan sosialnya mereka tidak tahu bahwa mungkin mereka membawa virus," ucap dia.
Firdza menyebut data analisa Dinas Kesehatan Bogor, 34 persen kasus Covid-19 di Bogor berasal dari faktor keluarga dan aktivitas keluar masuk kota bogor.
Sehingga berdampak pada orangtua dan anak yang merupaka kelompok rentan terpapar Covid-19
Baca Juga: Waspada! Klaster Keluarga Paling Banyak Terjadi di Bekasi
"Jadi penyumbang utama dari Bogor ini 34 persen itu dari faktor keluarga, dianalisa oleh tim Dinkes Bogor ternyata ini akibat adanya aktivitas keluar masuk kota Bogor dan ternyata sebagian besar yang terkena dampak klaster keluarganya adalah orang tua usia anak itu," tutur Firdza.
Karena itu ia menyarankan kelompok rentan seperti orangtua dan anak-anak untuk di rumah agar tak terpapar Covid-19.
"Sebaiknya di rumah saja dan sebaiknya sekolah jangan dibuka dulu nih. 20 persen keluarga di Bogor ini tanpa gejala," kata dia.
Ia menambahkan 15 persen survei dari Dinkes Bogor yang mempercayai Covid-19. Sisanya ragu-ragu dan tidak percaya.
"Mungkin ini mengakibatkan ini semakin masif (penularan Covid-19)," katanya.
Sebelumnya, berdasarkan catatan yang dihimpun @pandemitalks dari media massa, klaster keluarga banyak terjadi di wilayah Depok dan Bekasi.
Berita Terkait
- 
            
              Waspada! Klaster Keluarga Paling Banyak Terjadi di Bekasi
 - 
            
              Gabungan Protokol Kesehatan di Buleleng Dapatkan 17 Pelanggar
 - 
            
              Latihan Bersama Persija, Simic: Saya Butuh Waktu untuk Kembalikan Kondisi
 - 
            
              LIPI Sudah Mulai Produksi Protein Rekombinan untuk Ciptakan Vaksin Covid-19
 - 
            
              Anies: Positif Covid-19 di Jakarta Tinggi Karena Warga Daerah Sekitar
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              30 Juta Bisa Dapat Mobil? Ini 4 Pilihan Terbaik untuk Mahasiswa & First Jobber
 - 
            
              Lebih Setengah Juta Warga DKI Mengalami Obesitas
 - 
            
              DANA Kaget Selasa Datang, Rebutan Saldo Gratis Sekarang Sebelum Terlambat
 - 
            
              Berapa Kerugian Negara di Dugaan Korupsi Minyak Mentah Pertamina? Ini Kata KPK
 - 
            
              Siswa Sekolah Rakyat Dibekali 6 Bahasa Asing