Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Yosea Arga Pramudita
Selasa, 08 September 2020 | 13:31 WIB
Sejumlah warga membersihkan sisa kebakaran yang melanda permukiman di Kelurahan Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta, Selasa (8/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Warga pemukiman padat penduduk di RT.07 RW.03, Kelurahan Balimester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur dilanda kebakaran pada Senin (7/9/2020). Dalam insiden yang berlangsung pukul 17.37 WIB itu, sebanyak 11 rumah hangus terbakar (sebelumnya ditulis 65 rumah).

Eko (61), duduk termangu di tangga SDN 06 Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (8/9/2020) pagi. Bersama rekannya yang bernama Wondo (45), dia sedang menikmati kopi hitam panas dalam gegap gempita suasana pengungsian.

Di sekolah itu, berdiri satu tenda peleton berwana biru milik Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Setidaknya, ada 28 Kepala Keluarga (KK) dengan total 87 jiwa berdiam di tenda tersebut.

Pria asal Magelang, Jawa Tengah itu mengingat betul detik-detik saat si jago merah mengamuk. Kata dia, api mulai berkobar saat orang-orang hendak menunaikan ibadah salat Magrib.

Baca Juga: Kondisi Bali Mester Jatinegara Pasca Kebakaran

"Waktu itu kan orang-orang mau salat, mau ambil air wudhu," ungkap Eko saat dijumpai Suara.com di SDN 06 Balimester, Jatinegara Jakarta Timur.

Sore itu, Eko yang berada di dalam rumah mencium ada aroma seperti kabel terbakar. Dia sempat bertanya pada keluarga di rumah, sedang memasak makanan apa menu sore itu.

"Saya tanya nih sama orang rumah, pada masak apa. Mereka bilang tidak ada ada yang masak," ungkap dia.

Saat Eko keluar rumah, dia mendapati api sudah menyala di samping rumahnya. Asap hitam sudah mengepul di lantai dua rumah tetangga Eko.

"Saya keluar, begitu sampai luar saya lihat api di samping rumah saya persis. Api nyala gede. Otomatis kami teriak-teriak karena angin juga api jadi makin besar," ungkap Eko.

Baca Juga: Overhead, Mesin Blower Meledak Seisi Pabrik Ludes Terbakar

Suasana Riuh

Api yang makin membesar di pemukiman padat penduduk itu membikin para warga bergerak cepat. Mereka berusaha menyelamatkan harta benda yang ada --paling penting menyelamatkan jiwa.

Eko mengatakan, dia lebih memprioritaskan keluarga saat itu. Terlebih, ada salah satu anggota keluarga dia yang mengalami lumpuh.

Total, dalam rumah Eko berdiam sebanyak 10 jiwa. Dia menyebut, seluruh anggota keluarganya kini dalam kondisi selamat dan sudah berada di posko pengungsian.

Setelah seluruh keluarganya berhasil keluar dari rumah, Eko mencoba kembali. Siapa tahu, masih tersisa harta benda yang bisa terselamatkan. Namun, kenyataan berkata lain, api makin membesar dan melalap habis seluruh benda di rumah yang sudah dia tempati selama 20 tahun itu.

"Otomatis saya prioritas menyelamatkan keluarga saya dulu. Karena keluarga saya ada yang lumpuh juga. Pas saya balik lagi, api sudah besar, pas saya mau masuk rumah, api sudah menyambar di dekat pintu," ungkap Eko.

Alhasil, cuma baju yang melekat di tubuhnya yang bisa terselmatkan. Kondisi baju yang dikenakan Eko juga sudah robek-robek. Untuk surat-surat penting seperti ijazah, surat tanah, dan lain sebagainya kini sudah menjadi abu --bersatu dengan sisa-sisa kebakaran kemarin sore.

"Barang yang ada di rumah seperti surat-surat berharga misalnya ijazah, surat nikah tidak selamat, saya hanya bisa selamatkan diri saya sendiri sama baju yang melekat pada tubuh saya," tambah dia.

"Ini baju yang saya pakai juga pemberian dari orang. Kan baju saya sudah robek-robek," pungkasnya.

Sebelumnya, Kasiop Sudin Gulkarmat Jakarta Timur, Gatot Sulaiman, mengatakan penyebab kebakaran tersebut adalah korsleting listrik.

Api pertama kali muncul dari lantai dua rumah salah satu warga pada pukul 17.37 WIB.

"Penyebab kebakaran adalah konsleting Listrik. Api terlihat dari lantai 2 rumah Bapak Ade," kata Gatot saat dikonfirmasi, Senin malam.

Guna memadamkan api yang berkobar, sebanyak 19 mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Tak hanya itu, sebanyak 95 personel juga diterjunkan ke lokasi kejadian.

Gatot mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden kali ini. Dia merinci, total kerugian mencapai Rp 1,65 miliar.

"Kerugian akibat insiden ini adalah Rp 1.650.000.000," ungkap dia.

Load More