Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 16 September 2020 | 12:56 WIB
Ilustrasi rumah warga rusak akibat longsor. [ANTARA FOTO/Abriawan Abhe]

SuaraJakarta.id - Lia (50), salah satu pemilik warung makan di Jagakarsa, Jakarta Selatan yang menjadi korban longsor, mengatakan sudah punya firasat sebelum musibah itu terjadi.

Sesaat sebelum longsor terjadi pada, Selasa (15/9/2020) malam, Lia sudah melihat tanda-tanda yang membuatnya dan pekerjanya bersiap-siap untuk sesuatu yang bakal terjadi.

Lia menceritakan, sekitar pukul 18.30 WIB, saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut, ubin bagian dapur warung miliknya tampak retak. Ia pun curiga kenapa bisa retak dan bergeser.

"Karena saya pikir bahaya, jadi saya geser freezer (mesin pendingin) dari dapur. Semua karyawan juga sudah diingatkan enggak usah ke dapur dulu karena udah retak gitu," ujarnya dilansir dari Antara, Rabu (16/9/2020).

Baca Juga: Terdengar Retakan, 5 Warung Makan di Jagakarsa Ambruk Tergerus Longsor

Tak lama setelah itu, terdengar bunyi retakan besar yang membuat dapur warung tersebut ambruk. Lia dan pekerjanya berlarian menyelamatkan diri keluar dari warung.

Pasukan biru dari Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Jakarta Selatan membersihkan sisa-sisa longsor turap di bantaran kali aliran Jagakarsa yang merusak lima warung makan, Rabu (16/9/2020). [ANTARA/Laily Rahmawaty]

Lia bersyukur kerugian yang dialaminya tidak terlalu besar karena sudah meminimalisir sebelum kejadian dengan memindahkan sejumlah perabotan dapur ke tempat yang aman.

"Paling kompor dan tabung gas yang jatuh, tapi masih bisa diambil lagi karena ada di bawah (lokasi longsor)," katanya.

Sedikitnya lima warung makan yang berada di bantaran Kali Jagakarsa itu rusak setelah tergerus longsor akibat hujan deras.

Beruntung tak ada korban jiwa akibat musibah ini. Sebagian besar pemilik warung diketahui sudah berjualan di situ sejak tiga bulan lalu.

Baca Juga: Longsor di Jagakarsa, Sejumlah Lapak Rumah Makan Terancam Ambruk

"Total ada lima warung yang kena. Semuanya warung makan," ujar Lia.

"Semua pada take away (bawa pulang). Jadi tidak ada pembeli yang makan ditempat saat kejadian," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Alam Jakarta Selatan, Junjung mengatakan, longsor yang terjadi merupakan turap yang difungsikan untuk menahan longsor dengan panjang longsoran sekitar 18 meter.

Menurut Junjung, ambruknya turap tersebut dikarenakan hujan yang deras serta usia konstruksi turap yang sudah lama.

Selain itu, letak warung makan yang longsor juga terlalu dekat dengan turap sehingga turut tergerus ke bawah saat terjadi longsor.

"Turapnya sudah lama, tinggi turap sekitar dua meter. Warungnya juga dekat banget dengan ujung turap, seharusnya ada celah beberapa meter," ujar Junjung.

Ilustrasi turap ambruk. [Dok. Sudin SDA Jaktim]

Kekinian pasukan biru dari Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Jakarta Selatan telah melakukan pembenahan dan perbaikan di lokasi longsor, selain petugas, satu unit alat berat beko juga dikerahkan ke lokasi untuk pengerukan material longsor.

Load More