Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Yosea Arga Pramudita
Selasa, 22 September 2020 | 19:41 WIB
Era (34), warga Jalan Taman Harapan RT 15 RW 03 Cawang, Jakarta Timur, merupakan salah satu warga yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Ciliwung, Selasa (22/9/2020). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

SuaraJakarta.id - Era (34), sejak kecil tinggal di Jalan Taman Harapan RT 15 RW 03, tepatnya di belakang Rumah Sakit Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur. Sebagai warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung, fenomena banjir bukan menjadi barang baru bagi ibu tiga anak itu.

Sejak Senin (21/9/2020) kemarin malam, kawasan Ibu Kota diguyur hujan deras. Bendungan Katulampa juga berstatus siaga satu.

Imbasnya, sejumlah wilayah di DKI Jakarta tergenang banjir. Salah satu wilayah yang tergenang air luapan dari Kali Ciliwung adalah tempat tinggal Era.

Era mengatakan, warga di lingkungannya sudah melakukan langkah antisipasi setelah Bendungan Katulampa siaga satu.

Baca Juga: BPBD: Ada 40 Kampung di Bogor Terdampak Bencana Longsor dan Banjir

Melalui sejumlah pemberitaan media massa yang dibagikan di grup WhatsApp, para warga sudah dapat mengetahui jika tempat tinggalnya akan diterjang banjir.

"Sejak malam saya dan warga juga sudah pada antisipasi. Nah biasanya di WA grup sudah ada kiriman info tuh. Misalnya ada info Katulampa siaga satu, wah ini parah nih, pasti air sampai atas nih," ungkap Era saat dijumpai Suara.com, Selasa (22/9/2020).

Berbicara soal banjir, ingatan Era melayang ke tahun-tahun sebelumnya. Masih segar di ingatan Era ketika banjir menjadi pembuka tahun 2020.

Saat itu, Era tengah mengandung anak ketiga. Hujan deras yang mengguyur kawasan Ibu Kota sejak 31 Desember 2019 malam hingga 1 Januari 2020 pagi membuat rumahnya tergenang air.

Mau tidak mau, suka tidak suka, Era harus berjibaku dengan banyak hal.

Baca Juga: Curhat Warga Cawang, Jakarta Timur soal Banjir Semalam

Memindahkan barang-barang ke lantai atas, mengurus dua anaknya dan si cabang bayi di kandungannya, hingga membersihkan lumpur sisa banjir.

Bagi dia, sudah menjadi risiko sebagai warga bantaran Kali Ciliwung. Banjir, bagi Era, bukan lagi jadi momok, tapi karib yang semakin akrab.

"Saya tinggal di sini dari kecil. Ya sudah risiko tinggal di dekat bantaran kali. Apalagi kalau musim banjir kayak pas Tahun Baru kemarin. Saya lagi hamil besar," kata dia.

Saat banjir menjadi pembuka tahun 2020, Era beserta keluarga ogah mengungsi ke tempat lain. Dia lebih memilih bertahan di lantai dua rumah.

"Kalau di pengungsian itu paling pusing mikirin air bersih dan MCK. Saya juga punya anak kan. Mending gak usah ngungsi. Mending di lantai atas," beber Era.

Antara Pandemi Corona dan Banjir

Load More