SuaraJakarta.id - Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho mengatakan, mendapat tugas dari Gubernur Anies Baswedan menambah luas lahan TPU Pondok Ranggon untuk pemakaman jenazah dengan prosedur tetap (protap) Covid-19.
Hal ini menyusul lahan yang tersedia saat ini untuk pemakaman secara protap Covid-19 nyaris habis di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Total ada tambahan sekitar 13 hektare untuk pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon.
"Kami diberi tugas tambahan sama pak Gubernur untuk membantu pematangan lahan jenazah Covid-19," ujar Hari saat dikonfirmasi, Senin (28/9/2020).
Hari menjelaskan pembukaan lahan baru TPU Pondok Ranggon dibagi dua tahap. Tahap pertama pihak Pemprov DKI akan menambah 7.141 meter persegi luas lahan pemakaman.
Selanjutnya di tahap kedua akan ditambah lagi luas lahannya sebanyak 6.150 meter persegi. Dengan demikian ada total penambahan 13.291 meter persegi atau 13 hektare.
"Iya kurang lebih segitu (13.291 meter persegi) dari TPU Pondok Ranggon," pungkasnya.
Diketahui, hingga saat ini, sudah ada 6.248 orang yang harus dimakamkan dengan protap Covid-19. Data ini disampaikan oleh akun resmi instagram Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, @dkijakarta.
Lewat akun tersebut, disampaikan data pemakaman protap Covid-19 dari bulan Maret sampai 25 September 2020. Jumlah terbanyak berada di bulan September dengan totak jenazah mencapai 1.372.
Baca Juga: PSBB Jilid II Diklaim Tekan Pertambahan Kasus Covid-19 di Jakarta
Dari total tersebut, 786 jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon dan 410 lainnya di TPU Tegal Alur.
Sementara 11 lainnya dimakamkan di luar dua TPU khusus pemakaman pasien corona. Ada juga 43 jenazah di makamkan di tanah wakaf, 50 di TPU luar DKI Jakarta, dan 72 jenazah dikremasi.
Jumlah terbanyak kedua terjadi pada bulan April. Dengan total 1.241 jenazah. Lalu ketiga adalah bulan Agustus dengan totalnya mencapai 1.183 orang.
Sementara untuk yang paling sedikit terjadi pada bulan Maret atau masa awal pandemi dengan angka 355. Lalu bulan Juni menjadi paling sedikit kedua dengan 575 orang.
Setelah bulan Juni, angkanya terus meningkat seiring dengan pemberlakuan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
Angka kematian yang terus bertambah ini juga menjadi latar belakang Gubernur Anies Baswedan menarik rem darurat dan menerapkan PSBB Jilid II pada 14 September.
Berita Terkait
-
Terungkap, 5 Fakta di Balik 3 Mobil Polisi Terbakar Dekat TPU Pondok Ranggon
-
Kelar Jadi Gubernur DKI Jakarta, Anies: Biarkan Kerja Nyata yang Bicara
-
Pamit Dari Balai Kota, Anies Baswedan Pulang ke Rumah Naik Vespa
-
Begini Momen Anies Baswedan di Hari Terakhir Menjabat Gubernur DKI Jakarta
-
Anies Baswedan Pamit Kepada Warga Jakarta di Balai Kota
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
Terkini
-
Penyaluran Bantuan Pangan Terus Berjalan, SPPG Aceh Dialihkan Menjadi Dapur Umum
-
Jaga Keamanan Pangan MBG, BGN Berlakukan Penilaian Ketat Fasilitas SPPG
-
Investigasi KKI Temukan Galon Usia 13 Tahun Masih Beredar di Jabodetabek
-
Wakil Kepala BGN Dorong Kepatuhan SLHS demi Kelancaran Program Makan Bergizi Gratis
-
Dapur MBG Aceh Putar Otak di Tengah Banjir, Umbi hingga Ikan Lokal Jadi Andalan