Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 28 September 2020 | 18:52 WIB
Ilustrasi Pabrik. (Pixabay/marcin049)

SuaraJakarta.id - Klaster pabrik menjadi penyumbang terbanyak kasus Covid-19 di Kabupaten Tangerang. Tak tanggung-tanggung jumlahnya sudah mencapai 160 orang.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19, Hendra Tarmidzi menyatakan, saat ini sudah 160 orang positif Covid-19 dari klaster pabrik.

"Iya sudah 160 orang positif atau 11,1 persen dari klaster perusahaan. Urutannya nomor satu diantara lainnya," ujar Hendra dikonfirmasi Suara.com melalui sambungan telepon, Senin (28/9/2020).

Hendra menuturkan, jumlah tersebut akumulasi hingga 28 September 2020. Sedangkan, lanjutnya, urutan kedua ditempati klaster keluarga.

Baca Juga: 54 Pasien Sembuh, Kasus COVID-19 DIY Tambah 39 Orang

"Selanjutnya ada klaster keluarga sebanyak 105 Orang, kemudian di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) sebanyak 86 orang," ungkapnya.

Sementara, Hendra mengungkapkan, klaster agama menjadi urutan nomor empat dengan jumlah kasus positif 49 orang.

"Dan terakhir itu ada klaster perkantoran sebanyak 24 orang. Klaster ini berbeda dengan klaster perusahaan. Kalau perusahan itu industri atau pabrik," paparnya.

Menanggapi data tersebut, Hendra menyebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang sudah sering melakukan imbauan kepada seluruh sektor, termasuk industri untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Imbauan sudah sering khusus ke industri. Bahkan kami mengimbau untuk perusahaan melakukan skirining karyawannya walau tidak ada kasus," paparnya.

Baca Juga: Kasus Positif Meningkat, 11 Dokter di Kabupaten Tangerang OTG Covid-19

"Memang tidak ada aturannya yang baku untuk mereka harus melakukan skirining. Tapi kan mereka harus berhati-hati kalau nanti banyak kasus bisa ditutup perusahannya," katanya.

Menurut Hendra Tarmidzi, protokol kesehatan (prokes) di setiap perusahaan atau pabrik Kabupaten Tangerang umumnya sudah berjalan.

"Umumnya protokol kesehatan di perusahaan sudah berjalan. Yang bermasalah ketika orang (karyawan) sudah keluar pabrik atau berbaur di luar," ucapnya.

Dengan kondisi tersebut, Hendra menuturkan, karyawan pabrik menularkan virus corona dari luar ke dalam lingkungan perusahaan.

"Artinya persoalannya adalah terhadap disiplin dari karyawannya tersebut. Bisa saja kena di luar karena dia sudah berbaur," ungkapnya.

"Kemudian di dalam perusahaan dilakukan test dan hasilnya positif. Hal ini lah balik lagi dari disiplin karyawan menjaga tubuhnya," sebutnya.

Karena itu, Hendra juga menyebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) sering mengimbau untuk selalu menerapkan 3 M (menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan memakai masker).

"Kami selalu imbau selalu menerapkan 3 M kepada semuanya," paparnya.

"Sementara pihak perusahaannya kami juga mengimbau untuk melakukan skirining karyawannya walau tidak ada kasus," sambungnya.

Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution

Load More