Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 30 September 2020 | 07:20 WIB
Anak STM bawa celurit. (Suara.com/Arga)

SuaraJakarta.id - Pesepeda motor atau bikers bercelurit berkeliatan di Jalan Jombang Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (28/9/2020) dini hari WIB. Aksi mereka pun viral di media sosial.

Seramnya, aksi bikers bercelurit di terekam dalam video viral yang menunjukkan segerombolan pemuda konvoi menggunakan sepeda motor dan membawa celurit.

Video ini diunggah akun Instagram @kabarbintaro, Selasa (29/9/2020).

Berikut 5 fakta yang terjadi dalam kasus bikers bercelurit Pondok Aren:

Baca Juga: Ngeri, Dua Malam Konvoi Sepeda Motor Bawa Celurit

1. 2 Orang Ditangkap

Ilustrasi tawuran

Berdasar keterangan video tersebut, aksi konvoi dengan membawa celurit itu terjadi di Jalan Jombang Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (28/9/2020) dini hari WIB.

Peristiwa ini membuat pengendara lain yang sedang melintas di wilayah yang sama jadi takut dan terganggu.

Kekinian polisi telah menangkap dua dari gerombolan pemuda pembawa senjata tajam (sajam) jenis celurit tersebut.

Mereka ditangkap anggota Polsek Pondok Aren setelah aksinya viral di media sosial.

Baca Juga: Konvoi Bawa Sajam di Pondok Aren, Saksi Mata: Ngeri, Celuritnya Gede Banget

Keduanya berinisial DN dan AB yang masih di bawah umur.

2. Disita Celurit untuk Tawuran

Ilustrasi celurit

Dari tangan tersangka, polisi menyita barang bukti celurit yang diduga hendak digunakan untuk tawuran.

Video viral ini pun mendapat ragam komentar dari warganet. Umumnya meminta pihak kepolisian meningkatkan lagi giat patrol.

"Patrolinya diperketat lagi nih sampai gak ada tawurang dan bawa-bawa sajam," tulis akun @reff.kopi.

"Harus ditindaklanjuti pak, sangat meresahkan masyarakat. Kasihan kalau keluarga kita sendiri atau orang terdekat yang jadi korbannya," tulis @rosulmaulid.

"Dari awal video itu depan Apartemen Bintaro Icon sampai akhir video di Apartemen Emerald Jalan Jombang Raya. Tolong disegerakan Adanya Patroli Malam Pak Polisi Polsek Pondok Aren," tulis @amell5212.

3. Kesaksian Ojek Online

Ilustrasi ojek online. (Suara.com/Ema Rohimah)

Salah satu ojek online (Ojol) Eka Suhartono (30) mengaku, melihat aksi konvoi membawa sajam itu pada Minggu (27/9/2020) dini hari sekira pukul 00.30 WIB.

Aksi tersebut, dianggap menggganggu dan membuatnya ngeri lantaran khawatir jadi sasaran brutal.

"Ngeri juga kita, takut jadi sasaran. Karena yang namanya orang konvoi bawa sajam begitu mah nyasar sembarang orang. Takut kita yang malah kena sabet," katanya saat ditemui di Jalan Raya Jombang, Pondok Aren, Selasa (29/9/2020).

Eko menuturkan, aksi konvoi dengan sajam itu berlangsung selama dua hari yakni pada malem Sabtu dan Minggu kemarin.

Menurutnya, mereka ada dua kubu. Kubu pertama bersiaga di persimpangan Jalan Jombang-Ciledug, sementara kubu lainnya bersiap di depan Apartemen Emerelad.

Mereka, bahkan menutup jalan menggunakan motornya.

"Lebih 10 motor, mereka boncengan dua atau tiga orang satu motor. Ngeri bang, celuritnya gede-gede banget. Jadi kita sama warga lainnya cuma bisa nontonin doang, masing-masing dah biar enggak kena sasaran," ungkapnya.

Lebih lanjut, Eko menerangkan, pemuda brutal itu mulai standby sekira pukul 23.30 WIB dan beraksi hingga pukul 04.00 WIB pagi.

"Nah suasananya mulai panas itu antara jam 2-3 pagi. Dua kubu itu saling serang. Kalau sudah setengah 4, mereka mulai bubar," terangnya.

4. Bukan Warga Sekitar

Ilustrasi lokasi tawuran

Dari yang dia ketahui, para pemuda brutal membawa sajam itu bukan merupakan warga sekitar.

Eko bahkan memperkirakan, mereka merupakan oknum yang tawuran beberapa waktu lalu di sekitar Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

"Kata orang-orang sini sih, ini imbas dari tawuran Pesanggrahan. Tapi enggak tahu juga dah, yang jelas emang mereka bukan warga sekitar sini," pungkasnya.

Selain bentrok menggunakan sajam, Eko menambahkan, mereka sempat merusak salah satu gerobak milik warga dengan memecahkan kacanya.

Untungnya, kini pihak kepolisian sudah turun tangan dan mulai rutin berpatroli.

Infonya, lanjut Eko, Senin (28/9/2020) malam, sejumlah pemuda konvoi dengan sajam itu sudah diamankan polisi.

"Iya bang, semalem emang ada yang diamanin. Tim dari Polsek Pondok Aren udah turun, pihak intel Polsek juga ngingetin kita yang lagi ngalong buat ngurangin jam malemnya biar enggak kena sasaran tawuran sajam," tuturnya.

Meski begitu, saat ini dia dan teman ojol lainnya masih merasa was-was lantaran dalang dari kerusuhan senjata tajam itu belum ditangkap.

5. Jumlahnya Ratusan Orang

Ilustrasi tawuran

Rasa was-was juga dirasakan oleh Rama (52), salah satu pedagang kelontong di Jalan Jombang Raya-Ciledug.

Menurutnya, jumlah pemuda yang konvoi bawa sajam itu diperkirakan ratusan.

"Ada banyak itu, nyampe 200 orang mah. Pemuda-pemuda tanggung masih SMP-SMA lah. Mereka kumpul di depan warung saya. Untung saya udah tutup duluan. Saya kalau keluar takut, jadi sasaran," kata Rama ditemui, Selasa (29/9/2020).

"Kalau ngeliat mah, pingsan kali. Pada bawa-bawa celurit gede-gede, panjang juga. Ngeri dah pokoknya. Udah mana lagi Corona gini dagangan sepi, ditambah ada yang tawuran lagi, duuh," keluh Rama.

Terpisah, Kanit Reskrim Pondok Aren, AKP Sumiran mengatakan, pihaknya sudah mengamankan 6 orang pemotor yang konvoi membawa sajam tadi malam.

Sayangnya, polisi tidak mendapatkan barang bukti berupa sajam yang digunakan lantaran sudah dibuang terlebih dahulu.

"Semalam sudah kita amankan, aksi konvoinya dibubarkan. Mereka dilepas lagi karena enggak ada sajam yang didapat dan belum melakukan tawuran," ungkap Sumiran dikonfirmasi Suara.com, Selasa (29/9/2020).

Load More