SuaraJakarta.id - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut tingkat inflasi di DKI Jakarta cenderung menurun dan menunjukkan angka terkendali.
Dari 90 kota yang dilakukan survey oleh BPS, Kota Jakarta menempati urutan 31.
"Dari yang disurvei ada 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi," kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga di Jakarta, Kamis (1/10/2020).
Inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli (Sumatera Utara) sebesar 1,00 persen dan inflasi terendah di Pekanbaru (Riau) dan Pontianak (Kalimantan Barat) sebesar 0,01 persen.
Baca Juga: Harga Telur dan Daging Ayam Paling Pengaruhi Deflasi Sumsel
Akan tetapi selama tahun 2020, kata Buyung, inflasi sejak Maret 2020 cenderung terus-menerus menurun dan menunjukkan angka terkendali, sangat rendah dan perkiraannya 1,76 persen pada September untuk "year on year" (yoy).
"Sementara pada 'month to month' (mom) ada kenaikan dibandingkan Agustus. Agustus terjadi deflasi -0,01 persen dan sekarang inflasi sebesar 0,02 persen," katanya.
Buyung menjelaskan, dari tiga frame untuk melihat besaran inflasi di ibu kota, yaitu perbandingan secara bulan ke bulan, secara kumulatif dan tahunan, pada tahun 2020 inflasi Jakarta relatif berada di bawah inflasi pada dua tahun terakhir (2019 dan 2018).
"Terutama pada bulan April, inflasi pada tahun 2020 terus-menerus turun di bawah inflasi pada tahun 2018 dan 2019. Jadi kita lihat inflasi 2020 itu relatif di bawah inflasi dua tahun terakhir," katanya.
Buyung mengungkapkan dari empat kota yang mengelilingi Jakarta, yaitu Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang, masing-masing mengalami inflasi dan deflasi.
Baca Juga: Data BPS, Orang Mulai Berani Bepergian di Agustus 2020
Untuk Depok mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, Bogor 0,11 persen. Sedang dua kota lainnya yang mengalami deflasi, Tangerang -0,07 persen dan Bekasi -0,03 persen.
Buyung membeberkan penyumbang inflasi di Jakarta berasal dari tiga komoditas, yakni kenaikan iuran perguruan tinggi, naiknya harga emas dan perhiasan serta kelangkaan bawang putih di pasaran.
"Pertama adalah iuran untuk perguruan tinggi yang naik sebesar 0,11 persen, kemudian perhiasan dan emas naik 0,03 persen dan bawang putih 0,01 persen. Itulah tiga komoditi yang menyumbang inflasi tertinggi," katanya. [Antara]
Berita Terkait
-
Kemensos, BP Taskin, BPS dan Kementerian Terkait Sepakat Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal dari BPS
-
Ketimpangan Standar Hidup di Indonesia, DKI Jakarta Cetak Angka Tertinggi
-
Gapai Kebebasan Finansial di Masa Depan Lewat Investasi dan Trading Saham di BRIGHTS
-
Lucky Hakim Sebut Indramayu Daerah Termiskin & Bupatinya Terkaya di Jabar, Cek Faktanya
-
Perekonomian Jakarta Triwulan III 2024 Melesat 4,93 Persen, Apa Pemicunya?
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Apakah Samsung S23 FE Memiliki Zoom 100x? Ini Dia Penjelasan Lengkap dengan Keunggulan Kamera yang Dimilikinya
-
HUT KORPRI, ASN Diharapkan Lebih Adaptif dengan Perkembangan Teknologi
-
Mas Dhito Dukung Penyandang Tuna Netra Wujudkan Mimpi ke Perguruan Tinggi
-
Eks Pendukung Deny-Mudawamah Putar Haluan ke Dhito-Dewi
-
Perkuat Perda-Perkada, Pemkab Kediri Tingkatkan Kompetensi ASN lewat Diklat Legal Drafting