SuaraJakarta.id - Kehamilan risiko tinggi menghantui para calon ibu dengan kondisi tertentu. Bagaimana cara mencegahnya?
Menurut dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Dr dr Ali Sungkar SpOG(K), semua ibu hamil akan mengalami kehamilan berisiko tinggi bila tak ditangani dengan baik, maka diharuskan selalu melakukan kunjungan rutin ke layanan kesehatan selama masa kehamilan.
"Ini dilakukan untuk mendapatkan saran dan masukan dari tenaga medis profesional," ujar Dr Ali kepada awak media dalam acara webinar dengan tema ‘tantangan kehamilan usia 20, 30, 40’ pada Kamis (01/10/2020).
Tak hanya itu, pemenuhan nutrisi selama hamil juga akan membantu ibu menjaga kesehatan diri sendiri dan janin.
Menurutnya, terdapat beberapa bagian yakni nutrisi makro dan mikro.
Kebutuhan nutrisi makro dan mikro bervariasi di tiap tahapan mulai dari pra-kehamilan, trisemester (1, 2, 3) dan masa menyusui.
"Ibu perlu memastikan asupan makanan mereka mengandung zat-zat gizi penting seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, asam folat, dan iodine," jelas dia.
Disarankan juga untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan, seperti buah dan sayuran yang tinggi vitamin.
Serta mengkonsumsi cukup protein yang bermanfaat sebagai zat pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organ dan sel-sel tubuh si kecil.
Baca Juga: Pembatasan Covid-19, Jumlah Kehamilan Tak Terencana di Filipina Meningkat
"Selain membantu mencegah resiko komplikasi pada proses kelahiran, asupan nutrisi yang baik pada masa kehamilan akan bermanfaat bagi si kecil secara jangka panjang dimana akan menurunkan resiko sejumlah penyakit bawaan," katanya.
Selain pemenuhan asupan nutrisi, dukungan mental ibu hamil dari orang-orang sekitarnya turut meminimalisir kehamilan risiko tinggi.
Karena selama sembilan bulan itu, ibu hamil sudah mengalami perubahan psikologis seperti tingkat stress yang lebih tinggi.
"Suami dan keluarga adalah support system dan ini sangat penting untuk ibu hamil, karena dapat membantu ibu mengelola tekanan mental secara sehat. Hal ini juga dapat meningkatkan kondisi kehamilan ibu agar ia tidak merasa sendirian," tuturnya.
Berita Terkait
-
Persiapan Punya Anak di Usia Matang, Konsultasi Fertilitas Bisa Bantu Atur Strategi
-
Sudah Pembukaan di Rumah, Alasan Erika Carlina Operasi Caesar Darurat
-
Nama Anak Erika Carlina Hasil Sumbangan DJ Bravy, Maknanya Tentang Petualangan
-
Viral Detik-detik Ibu Hamil Kerja Maling Motor di Jambi, Aksi Heroik Berujung Jatuh!
-
5 Momen Bahagia Adiba Khanza dan Egy Maulana Umumkan Kehamilan, Dari Simbol Hati hingga Tawa Lepas
Terpopuler
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
Terkini
-
Penyiraman Air Keras di Jakarta Utara, Polisi Tangkap Empat Pelaku yang Masih Pelajar
-
Aksi Koboi Jalanan Pengemudi Pajero di Tangsel, Ngaku Aparat Acungkan Pistol Gegara Cekcok Klakson
-
Semangat Kemerdekaan dalam Fashion: Masih Relevan Setelah 37 Tahun
-
Sosok Presiden Direktur Pertama PT Nissen Chemitec Berpulang dalam Insiden Tragis
-
Bos Perusahaan Otomotif Asal Jepang Tewas dalam Kecelakaan di Tol Karawang Barat