Rizki Nurmansyah
Kamis, 08 Oktober 2020 | 07:05 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya berdiri di mobil bak terbuka memantau langsung area Istana Bogor yang akan kedatangan orang nomor satu di Arab Saudi, Raja Salman, Rabu (1/3/2017). [Suara.com/Welly Hidayat]

SuaraJakarta.id - Wali Kota Bogor Bima Arya menegakan komitmen pihaknya untuk melindungi generasi penerus bangsa dari bahaya rokok.

Untuk itu ia pun menyampaikan pesan tegas kepada industri rokok nasional maupun internasional agar tidak macam-macam.

Khususnya terkait pengendalian rokok dan iklan rokok di Kota Bogor.

Hal itu disampaikan orang nomor satu di Kota Bogor ini dalam diskusi daring dengan tema "Menagih Komitmen Pemerintah Pusat Melarang Iklan Rokok", Rabu (7/10/2020).

Baca Juga: Kilah Wali Kota Bogor Bima Arya Dangdutan Tak Pakai Masker: Jaga Jarak

"Jangan macam-macam sama Kota Bogor, Insya Allah kalian tidak bisa masuk ke Kota Bogor," tegasnya.

Upaya pengendalian tembakau di Kota Bogor sejatinya hanya meneruskan kebijakan yang telah dibuat oleh kepala daerah sebelumnya.

Bima Arya mengatakan dalam mengendalikan tembakau perlu memerhatikan beberapa aspek dan sikap konsisten dalam menjalankannya.

Pertama, ialah komitmen politik suatu daerah. Hal ini penting sekali menurutnya.

Sebab, apabila kepala daerah semangat dalam pengendalian tembakau namun pejabat di bawahnya belum tentu maka butuh keseriusan dan komitmen.

Baca Juga: Aksi Joget Dangdut Wali Kota Bogor Bima Arya, Tapi Tak Pakai Masker

Apabila komitmen politik telah disepakati maka selanjutnya perlu membuat regulasi yakni berupa peraturan daerah (perda) kawasan tanpa rokok, regulasi tentang pelarangan iklan tembakau termasuk batas usia yang boleh membeli rokok.

"Jadi regulasi itu sebaiknya semakin lama semakin tajam," kata Bima Arya.

Seterusnya, aspek pengawasan dalam implementasi dari komitmen dan regulasi yang dibuat dan disepakati tadi. Hal ini penting agar apa yang telah dibuat bisa berjalan dengan baik.

Tidak hanya sampai di situ, setiap daerah yang ingin komitmen dalam pengendalian tembakau, maka juga harus menyiapkan data yang akurat baik itu terkait kedisiplinan warga, efektivitas perda, data Pendapatan Asli Daerah dan lain sebagainya juga harus disiapkan.

"Terakhir kita butuh kolaborasi jejaring karena tidak mungkin kerja sendiri," ujar Wali Kota Bogor Bima Arya.

Load More