Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Muhammad Yasir
Rabu, 14 Oktober 2020 | 12:25 WIB
Sejumlah massa terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian saat aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (13/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Empat medis Muhammdiyah digebuki polisi di Menteng, Jakarta Pusat. Kebrutalan polisi itu diceritakan Ketua MDMC Budi Setiawan.

Kemmpat medis itu dari Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).

Mereka bertugas untuk mengobati para demonstran di demmo UU Cipta Kerja, Selasa (13/10/2020) kemarin.

Puluhan pelajar terjaring razia demontrasi, diperbolehkan kembali pulang setelah diperiksa aparat kepolisian di Jalan Pintu Besar Selatan, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (13/10/2020). (Antara/Devi Nindy)

Mereka menjadi korban salah sasaran amuk polisi saat bentrok dengan demonstran penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

Baca Juga: Fakta Mobil Ambulans Ditembaki Polisi, 4 Relawan Medis Terluka

Kebrutalan polisi itu diceritakan Ketua MDMC Budi Setiawan.

Budi menerangkan padahal keempat orang relawan tersebut sudah menggunakan seragam bertuliskan "Relawan Muhammadiyah" yang menandakan mereka adalah paramedis.

Sejumlah massa terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian saat aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (13/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

"Mereka ditabrak dahulu dengan motor oleh polisi, kemudian dipukul. setelah jatuh terseret ke mobil sambil dipukul dengan tongkat dan ditendang," ungkapnya.

Kejadian itu teradi di Jalan Menteng Raya 62, Cikini, Jakarta Pusat sekitar pukul 18.00 WIB saat pihaknya menurunkan empat orang relawan medis untuk bersiaga menolong demonstran yang terluka.

Baca Juga: Denny Siregar Singgung Gubernur Muka Dua, Siapa yang Dimaksud?

Load More