Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 15 Oktober 2020 | 12:13 WIB
Halte TransJakarta Sarinah dibakar. (Suara.com/Fakhri)

SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta guru se-DKI Jakarta memberikan tugas ke para siswa membedah isi UU Cipta Kerja. Agar si murid tidak terkena hoaks.

Anies pun tak masalah dengan pelajar sekolah yang ikut menyampaikan aspirasi menolak pengesahan Undang-undang Cipta Kerja atau UU Ciptaker.

Padahal, pada kesempatan itu, tak sedikit pelajar yang bentrok dengan petugas polisi dan melakukan sejumlah perusakan.

"Nanti kalau sekolahnya sudah mulai, nanti gurunya bisa kasih tugas. Kaji ini soal UU Ciptaker," ujar Anies Baswedan.

Baca Juga: Batal Demo di Istana, Polisi Siapkan Pengalihan Arus Lalin di Cempaka Putih

Demo mahasiswa di Jalan Padjajaran Bogor (Suara.com/Andi)

Diketahui, draft atau naskah terakhir UU Ciptaker berjumlah 1.035 halaman, namun yang diketok pada rapat Paripurna DPR berjumlah 905 halaman, dan yang diserahkan ke presiden 812 halaman.

Tentu bukan perkara mudah membedah dan mempelajari seluruh isinya.

“Jadi, nanti guru ngasih tugas aja. Di mana letak yang menurut Anda perlu diperbaiki, di mana letak yang menurut Anda tidak disetujui,” sambungnya.

Anies menilai dengan turun ke jalan, pengetahuan siswa sekolah terkait wawasan kebangsaan bisa terangsang.

Polisi saat mengangkut puluhan pelajar yang hendak ikut demo ke Jakarta. (Antara)

Jadi bagus, seandainya mereka turut melakukan demo. Sebab, itu merupakan gambaran rasa peduli mereka terhadap nasib negara.

Baca Juga: Tak Jadi ke Istana, Buruh Tolak UU Ciptaker akan Berorasi di Cempaka Putih

“Anak-anak justru dirangsang. Kalau ada anak yang peduli soal bangsanya, bagus dong. Kalau tidak peduli bangsanya justru repot. Sekarang diarahkan. Jadi, diarahkan dengan tugas yang mendidik,” tegasnya.

Load More