SuaraJakarta.id - Delapan bulan sudah, sejak Maret 2020, para penggali kubur berjibaku mengantarkan ratusan jenazah positif Covid-19 ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman khusus di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Setiap detik dalam rentang waktu tersebut para petugas penggali makam berhadapan dengan risiko.
Rasa khawatir akan ancaman tertular virus dari jenazah yang mereka antar seakan tidak bisa mengalahkan tingginya rasa kemanusiaan dan tanggung jawab mengemban tugas menjadi penggali kubur. Karenanya, tanpa keluh, tak terasa delapan bulan sudah rutinitas yang sama mereka lakukan.
Puluhan peti jenazah positif Covid-19 setiap harinya secara bergantian harus mereka kuburkan. Alat pelindung diri berupa hazmat dan masker menjadi perisai diri mereka mencegah paparan corona, selain tentunya berdoa kepada Sang Pencipta.
Chaeruddin Saleh, seorang petugas penggali kubur terlihat sedang duduk beristirahat di pinggiran lahan makam khusus jenazah Covid-19 usai mondar-mandir menurunkan peti. Meski lelah belum hilang, namun tak berapa lama dirinya berdiri, bergegas membantu kembali proses pemakaman.
"Siang malam terus begini datang (jenazah). Kalau memang ada yang harus segera dimakamkan, 24 jam petugas standby," kata Saleh saat berbincang dengan Suara.com di sela-sela waktu istirahatnya yang singkat, Minggu (18/10/2020).
Menurut Saleh, tidak kurang dari 25 jenazah positif Covid-19 yang dimakamkan di TPU Pondok Ranggon setiap harinya. Ia berujar, rata-rata per hari jenazah yang dimakamkan pasti melebihi angka tersebut.
"Ini mendingan. Sebelumnya 30 jenazah, kemarin naik jadi 31 jenazah, tambah satu," kata Saleh.
Letih dan capek sudah pasti, tetapi mengeluh bukan merupakan pilihan. Meski terus-menerus, berpanas-panasan memakamkan jenazah dengan APD lengkap, Saleh dan petugas penggali lain menjalaninya dengan tulus.
"Suka duka pasti ada. Tapi karena ini membantu orang yang berduka, tidak boleh kita lalu mengeluh," ujar Saleh.
Baca Juga: Detik-detik Keluarga Melepas Jenazah Pollycarpus di TPU Pondok Ranggon
Mungkin rasa tulus menjalani pekerjaan menjadi imunitas tersendiri bagi Saleh dan petugad lain. Meski menjadi gara terakhir dalam menangani pandemi, Saleh patut bersyukur, ia dan sekitar 24 petugas penggali kubur selalu dalam keadaan sehat.
"Kalaupun sakit cuma karena drop. Kecapekan," ujat Saleh.
Baginya, selama diberi kesehatan dan tetap bisa berkumpul dengan kawan satu profesinya di lahan pemakaman, itu sudah menjadi suatu nikmat yang besar.
"Sukanya di sini kita ya masih sama kawan-kawan, bekerja, membantu," katanya.
Namun di luar itu semua, tentu penggali kubur di TPU Pondok Ranggon memiliki kendala tersendiri saat memakamkan jenazah Covid-19. Saleh berujar, kendalanya ia berupa cuaca.
"Ya kalau hujan misalnya. Itu ambulan gak bisa turun sampai sini. Jadi kita yang harus jemput peti jenazah ke sana dengan kondisi tanah yang basah," ujar Saleh.
Berita Terkait
- 
            
              Detik-detik Keluarga Melepas Jenazah Pollycarpus di TPU Pondok Ranggon
- 
            
              Pukul 07.00 WIB Pagi ini Pollycarpus Dimakamkan di TPU Pondok Ranggon
- 
            
              Pembunuh Munir, Pollycarpus Dimakamkan di TPU Pondok Ranggon Minggu Pagi
- 
            
              Anggota Brimob Minta Maaf soal Pengambilan Paksa Jenazah Diduga Covid-19
- 
            
              Sehari 40 Jenazah, Kini Pasien Covid yang Dikubur di Pondok Ranggon Sedikit
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
- 
            
              HP Turis Rusia Tertinggal di Taksi, Polres Kepulauan Seribu Gercep! Begini Kronologinya...
- 
            
              Jangan Sampai Kehabisan, 4 Link DANA Kaget Siap Diburu, Total Rp235 Ribu
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Waspada! Jakarta Diprediksi Diguyur Hujan Sepanjang Hari, Potensi Petir di Sejumlah Wilayah
- 
            
              Prabowo Pelajari Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional