Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Bagaskara Isdiansyah
Sabtu, 31 Oktober 2020 | 07:06 WIB
Habib Rizieq Shihab [suara.com/Adie Prasetyo Nugraha]

SuaraJakarta.id - Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212 membalas cibiran Dewi Tanjung kepada Habib Rizieq Shihab. Menurut PA 212, hanya komunis yang benci ulama.

Hal itu dikatakan Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212, Novel Bakmumin saat ditanya soal cuitan politikus PDIP Dewi Tanjung yang kontroversial.

Dalam twitnya, Dewi menyebut FPI dan PA 212 adalah teroris jika marah saat dirinya menginginkan semua poster Habib Rizieq Shihab di jalanan dibongkar.

Sikap Dewi Tanjung sebagai langkah komunis. Pasalnya, kata dia, Dewi telah melakukan kebencian terhadap ulama.

Baca Juga: Siap-siap Pulang, Habib Rizieq Pamitan di Arab Saudi, Ziarah ke Makam Nabi

"Jika anti terhadap ulama yang istiqomah berarti komunis, karena hanya komunis yang membenci dan juga membantai ulama dan santri," kata Novel melalui pesan singkat kepada Suara.com, Jumat (30/10/2020).

Poster dengan kalimat heroik dan penuh pengorbanan muncul jelang habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia awal November 2020 besok. (Youtube Front TV)

Novel menyebut, Dewi sama sekali tak mengerti ideologi Pancasila jika meminta menurunkan poster Habib Rizieq sebagai ulama.

"Yang lebih parah lagi Dewi Tanjung sangat gagal paham tentang pancasila karna kalau ngerti pancasila sangat menjungjung tinggi nilai agama dan memuliakan ulama," tuturnya.

Teroris

Dewi Tanjung menyebut FPI dan PA 212 adalah teroris jika marah dirinya menginginkan semua poster Habib Rizieq Shihab di jalanan dibongkar. Dewi Tanjung menilai poster-poster itu sudah lama terpasang.

Baca Juga: Dewi Tanjung Minta Poster Rizieq Dilepas, Novel: Anti Ulama adalah Komunis

Dia meminta kepada kepala daerah, Satpol PP, Dinas Kebersihan, dan Dinas Tata Kota untuk menertibkan poster Habib Rizieq itu.

Alasan ia meminta pencopotan poster HRS lantaran poster-poster tersebut sudah terpasang dalam waktu lama.

Politikus PDIP Dewi Tanjung berorasi dalam aksi demonstrasi di kawasan patung kuda Arjuna Wiwaha, kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

“Kepala daerah, Satpol PP, Dinas Kebersihan, dan Dinas Tata Kota tolong dong tertibkan poster si Rizieq yang bertebaran di sepanjang jalan. Udah cukup lama, wajar sekarang ditertibkan,” tulis Dewi Tanjung melalui akun Twitter miliknya dikutip pada Kamis (29/10/2020).

“Apabila FPI dan 212 marah berarti mereka teroris yang bikin gaduh dan mengganggu kenyamanan,” sambungnya.

Dewi Tanjung sendiri merupakan politikus PDIP yang kerap membuat pernyatan yang mengundang kontroversi.

Sebelumnya ia pernah menyebut Najwa Shihab dengan acara yang ia pandu, tidak jelas arahnya.

Pernyataan itu ia cuitkan terkait dengan aksi Najwa Shihab yang mengajukan pertanyaan kepada kursi kosong, sebagai bentuk sindiran terhadap Menkes Terawan yang tak kunjung memenuhi undangan Mata Najwa.

“Kok nyari rating begini amat ya. Kita melihat Najwa ini semakin aneh dan arahnya tidak jelas,” kata Dewi melalui akun Twitter miliknya pada awal Oktober lalu.

Bahkan, ia menyindir sosok Najwa dengan meminta agar menteri memperiksa otak Najwa. Dewi pun menyebut bahwa Najwa sedang kram otak lantaran dibuat pusing mengejar rating program acaranya di televisi.

“Pak Menteri coba dicek otaknya si Najwa bisa jadi sedang kram otak karena pusing mengejar rating untuk programnya,” ujar Dewi.

Dewi Tanjung juga pernah mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan hanyalah rekayasa belaka.

Load More