SuaraJakarta.id - Bagi sejumlah warga Depok, tentunya sudah tak asing mendengar nama KH. Muhammad Yusuf. Atau yang akrab dikenal dengan nama Syech Muhammad Yusuf.
Syech Muhammad Yusuf merupakan satu dari banyak pahlawan pejuang kemerdekaan yang tidak tercatat dalam sejarah nasional.
Beliau bukan sekadar seorang ulama. Tapi juga berjuang melawan penjajah Belanda kala itu.
Syech Muhammad Yusuf tokoh pejuang yang disegani. Baik oleh penjajah maupun kelompok penyamun khususnya di Depok, Jawa Barat.
Baca Juga: Rumah Si Pitung Destinasi Bersejarah di Marunda
Ki Santang Salaka Domas atau Ustaz Fachruddin Soleh, cicit dari Syech Muhammad Yusuf mengatakan, almarhum sebagai pejuang kebangsaan Indonesia dan pembela agama Islam.
Ustaz Fachruddin menjelaskan, Syech Muhammad Yusuf lahir dan tumbuh-kembang di kawasan Cikini, Jakarta.
Lantas kemudian sampai akhir hayatnya, almarhum tinggal di Desa Sukatamu, Kota Depok. Masyarakat menjulukinya Pitung dari Depok.
"Pitung ini berasal dari kata 'Pituang Pitulung' atau kelompok yang suka menolong kaum lemah yang ditindas penjajah Belanda. Pitung bukanlah sebuah nama orang, melainkan nama julukan," kata Ustaz Fachruddin Soleh kepada SuaraJakarta.id, Minggu (15/11/2020).
Lawan Kezaliman
Baca Juga: Masjid Al Alam, Tempat Persembunyian Si Pitung
Ia menambahkan, Syech Muhammad Yusuf mulai berjuang saat melihat kezaliman penjajah Belanda yang semakin menindas rakyat kala itu.
Kegetiran tersebut, membuat Syech Muhammad Yusuf mengumpulkan bala pasukan Hizbullah dari berbagai daerah yang berjumlah ribuan, untuk melawan penjajah.
Beliau berhasil membumihanguskan Batalyon 10 di Lapangan Banteng, yang mana merupakan markas penjajah Belanda di Batavia (Jakarta).
"Penindasan penjajah, membuat Engkong Usuf mengumpulkan pasukan perang yang berasal dari anggota silat. Dalam waktu 2 jam, penjajah Belanda berhasil dikalahkan oleh beliau. Karena itu, beliau mendapat julukan Si Pitung," jelasnya.
"Konon Syech Yusuf tidak mempan ditembak, tidak mempan diledakkan dengan bom, bahkan bisa menghilang dari sergapan dan kepungan Belanda. Setelah itu, perjuangan Syech Yusuf terus dilanjutkan," sambungnya.
Setelah sukses membumihanguskan pasukan Belanda di Lapangan Banteng, Syech Muhammad Yusuf dengan pasukan Hizbullah lantas membumihanguskan karesidenan Depok pada tahun 1890.
"Engkong saya meninggal dunia pada usia 114 tahun pada tahun 1971. Uniknya 114 sama dengan sebanyak surat yang ada dalam Al Quran. Karena beliau memang mengamalkan dan membaca Surat Yasin sebanyak 1.000 kali selama 40 hari," tuturnya.
Guru Bung Karno
Selain seorang pejuang kemerdekaan, Syech Muhammad Yusuf juga ulama. Ia banyak memiliki murid yang ternama.
Salah satunya presiden pertama Indonesia, Presiden Soekarno.
"Presiden Soekarno adalah murid langsung beliau. Bung Karno juga sering datang ke rumah Syech Muhammad Yusuf di Depok bersama anaknya Bu Megawati dengan diantar sopirnya bernama Matarib," kata Ustaz Fachruddin.
Tak hanya itu, dirinya pun kerap diundang oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri ke kediamannya.
"Saya sering diundang sama Bu Mega," ucap dia.
Silsilah Syech Muhammad Yusuf
Ayahnya bernama Sanen dan ibunya bernama Putri Kecil.
Putri Kecil ini adalah anak Pangeran Kuflu yang merupakan putra dari Putri Deknor.
Selanjutnya, Putri Deknor adalah anak Raden Saleh. Raden Saleh putra dari Pangeran Ahmad Jayakarta atau Pangeran Achmad Jakerta.
Sedangkan, Pangeran Ahmad Jayakarta adalah anak dari Tubagus Angke. Tubagus Angke punya ibu bernama Ratu Wulung Ayu.
Ratu Wulung Ayu merupakan putri dari Raden Syarif Hidayatullah atau yang juga dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati merupakan anak dari Putri Lara Santang yang tak lain adalah putri dari Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang.
Syech Muhammad Yusuf menikah dengan Aisyah binti Jian, seorang wanita asli kelahiran Kampung Serab, Sukmajaya, Depok.
Pernikahan mereka dikaruniai tiga orang anak, yaitu Hapsah, Aminah, dan Abdullah.
Di Depok, Syech Muhammad Yusuf mendapatkan hibah tanah seluas 6,5 Hektare dari masyarakat asli Depok.
Di lokasi itulah kemudian beliau mendirikan rumah dan padepokan pencak silat yang dinamai Sinar Cikini.
Syech Muhammad Yusuf Si Pitung dari Depok, belajar Ilmu bela diri dan agama kepada KH Muhyiddin Parung Sapi Jasinga, Bogor, Jawa Barat.
Kontributor : Supriyadi
Berita Terkait
-
Pilih Stadion Manahan Solo, Vietnam Tuduh Indonesia Remehkan Piala AFF 2024
-
Begini Cara Kevin Diks Dongkrak Popularitas Timnas Indonesia ke Level Eropa
-
Tak Banyak yang Tahu, Inilah Potret Kakek Justin Hubner yang Hadir di SUGBK
-
Foto: Marselino Borong 2 Gol, Timnas Indonesia Bekuk Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Terungkap! Ini Alasan Timnas Indonesia Terus Main di GBK Meski Kondisinya Buruk
Tag
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
-
Review Jelly Master, Game Mukbang Gratis yang Menggemaskan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
Terkini
-
Anis Yakin Pramono-Rano Karno Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta 2024
-
Bakal Didaur Ulang, KPU DKI Jakarta Pastikan Sisa Surat Suara Tak Jadi Bungkus Gorengan
-
Dukung Persija Bangun Stadion Sendiri, Rizky Ridho Berharap Cepat Terealisasi
-
Persija Ditinggal 3 Pemain, Carlos Pena Siap Maksimalkan Skuat yang Ada
-
Bank Mandiri dan Tzu Chi Luncurkan Kartu Kredit Berbasis Donasi dan Layanan Filantropi Digital di Livin'